Blogger Widgets

Paska Tewasnya Sutrisno, Kelompok Mahasiswa Papua Diusir Warga

Diposting Unknown jam 17.18
SEMARANG- Buntut tewasnya Slamet Sutrisno (60), warga Talangsari II RT 01/RW 01 Bendan Duwur, Sampangan, Gajahmungkur, membuat warga Talangsari geram. Sedikitnya belasan penghuni rumah kos "Koteka" di Jalan Talangsari II, RT 01/RW I, diusir warga.

Warga Talangsari mengaku sangat terganggu dengan perilaku sekelompok mahasiswa kulit hitam tersebut. Mereka dinilai sebagai pendatang yang tidak mempunyai etika. Sejumlah perilaku onar kerap dilakukan, di antaranya mabuk-mabukan, menutup jalan dengan motor, hingga mencegat pengendara yang melintas.

Jum'at (25/1) sore, puluhan warga Warga Talangsari menggeruduk rumah kos "Koteka" di Jalan Talangsari II, RT 01/RW 01. "Pokoknya, mereka harus pergi dari sini. Perilakunya yang kerap bikin onar sudah keterlaluan," kata salah satu warga Erik (27).

Dikatakan Erik, tewasnya salah seorang warga, Slamet Sutrisno, pada Kamis (24/1) malam lalu, bukan tanpa sebab. "Jelas, mereka menyebabkan warga resah. Sutrisno syok, pingsan hingga akhirnya meninggal. Terlebih adanya dugaan mereka memaksa korban menelan sesuatu mirip pil. Polisi harusnya tidak membiarkan begitu saja," katanya.

Beruntung, kemarahan warga yang hendak mengusir kelompok mahasiswa kulit hitam tersebut diketahui pihak kepolisian. Sehingga reaksi warga itu berjalan tertib dan tidak melakukan tindakan kekerasan dengan dikawal polisi secara ketat.

"Ini atas kesepakatan warga. Usai pemakaman pak Sutrisno, warga sepakat mengusir mereka," imbuhnya.

Belasan mahasiswa pendatang itu akhirnya mengemasi barang-barang mereka dengan dua mobil angkutan kota.

Salah seorang mahasiswa asal Papua yang enggan disebut namanya mengatakan ia beserta teman-temannya bersedia pindah. "Kami akan pindah camp di Jalan Kyai Saleh, Desa Randusari RT 02/RW 03, Kelurahan Randusari, Kecamatan Barusari Kota Semarang," ujar pria berkaos merah itu.

Saat ditanya terkait insiden yang menimpa Sutrisno, mahasiswa semester 5 itu mengaku tidak tahu menahu. "Saya tidak tahu, saat itu saya berada di dalam base camp. Tahu-tahu di luar sudah ramai-ramai. Kami semua sudah diperiksa polisi," ujarnya. (abm)



by: red

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Korupsi


Siapa lagi? »

Peristiwa


Arsip Peristiwa »

Berita


Arsip Berita »

Modus


Arsip Modus »

Jeng-jeng


Arsip Jeng-jeng »

Kasus


Arsip Kasus »

Horor Kota


Arsip Horor Kota »

Kriminal


Arsip Kriminal »

Tradisi Budaya


Selanjutnya »

Politik Itu Kejam


Simak Selanjutnya? »

Komunitas Pembaca


*) Tulis peristiwa di sekitar Anda, kirimkan ke email redaksi kami: singautara79@gmail.com

Citizen Journalism


Siapa lagi yang nulis? »

Wong Kene


Arsip Wong Kene »