Blogger Widgets

Tolak Korupsi, 12 Grup Paduan Suara IMC Kompak Bernyanyi

Diposting Unknown jam 14.27
Salah satu penyaji dalam konser Indonesia Moslem Choir di Auditorium II IAIN Walisongo Semarang (13/12/2012)

SEMARANG- Sedikitnya 12 grup paduan suara dari Perguruan Tinggi Islam se-Pulau Jawa menyatu-padukan jiwa dan suara lantang “tolak korupsi” melalui bernyanyi. Mereka menghelat pertunjukan bertajuk Indonesian Moslem Choir (IMC) yang digelar di lima titik di pulau Jawa.

Di antaranya, pergelaran dihelat di Auditorium II kampus 3 IAIN Walisongo Semarang, Kamis (13/12/2012), malam. Sejak awal konser dimulai sekitar pukul 19.30 hingga berakhir sekitar pukul 22.00, penonton dibuat bengong, terhanyut hingga tertawa terpingkal melihat aksi mereka yang menghibur.

Konser paduan suara semiorkestra tersebut melibatkan ratusan orang dalam satu panggung pementasan. Di bawah besutan tangan para aktivis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musik Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang ini, konser tersebut mengusung tema “Anti ChoirRuption Concert”, terfokus memeringati hari antikorupsi se-dunia.

Tercipta suasana ruangan gedung pertunjukan akibat mistisisme bunyi dan gubahan nada-suara hasil karya para musisi dari sejumlah Perguruan Tinggi Islam tersebut. Tak heran bila ratusan penonton yang rata-rata mahasiswa dari Kota Semarang, Salatiga, Jepara, Kudus dan Pekalongan itu dibuat terpukau melihat aksi konduktor Muhammad Arif Riyadi memimpin grup membawakan lagu-lagu andalannya. Di antara lagu yang dibawakan berjudul do'a anak negeri, tanah air dan zamrud katulistiwa.


Tak mau kalah, konduktor Fathul Mukmin dari STAIN Pekalongan pun berunjuk gigi dengan tiga lagu; rayuan pulau kelapa, rindu rosul dan manuk dadali. Yang cukup mengejutkan dari kelompok ini, mereka menampilkan jenis musik Marawis-an yang dikemas secara apik. “Kami tadi sempat deg-degan saat di atas panggung, tiba-tiba grogi di hadapan penonton Semarang. Terlebih, untuk mengikuti konser ini, kami hanya punya waktu latihan sekitar satu bulan,” ujar mahasiswa yang juga menjabat Ketua UKM Musik STAIN Pekalongan itu.

Perut para penonton juga dibuat terpingkal-pingkal oleh drama parodi garapan aktivis UKM Racana IAIN Walisongo Semarang yang kocak dan cukup kritis. Mereka mencoba menggambarkan realitas tentang mengapa kejahatan korupsi begitu melekat dan mengakar di setiap lini pemerintahan negara Indonesia. Kondisi saat uang menjadi segalanya, sementara nilai kemanusiaan entah di mana. Uniknya, mereka hanya membahasakan dengan hanya dua kata; “Iya” dan “Tidak” dalam adegan sekitar 30 menit itu.

Suasana ruang pertunjukan berubah mencekam saat penyair dari Fakultas Tarbiyah Ali Semut yang juga aktivis teater itu membawakan musikalisasi puisi “Aku tidak mau jadi orang Indonesia”.  

Seorang penonton Ipank Baihaqi mengaku senang menonton konser Paduan Suara yang dikemas cukup variatif itu. “Saya suka pementasannya. Bersatunya suara dalam Indonesian Moslem Choir yang melibatkan ratusan mahasiswa dari Perguruan Tinggi Islam di Jawa itu, patut diacungi jempol. Nyaris saya sebut hebat,” kata mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang mengaku sudah menggarap skripsi itu.

Sementara Ketua UKM Musik Obby Jazy mengatakan, konser Indonesian Moslem Choir ini diselenggarakan di lima titik. Rangkaiannya sejak hari Rabu (12/12/2012), dimulai di Auditorium UIN Jakarta dan di Auditorium UIN Yogyakarta. Jumat (14/12/2012) di Auditorium UIN Sunan Gunung Djati Bandung; dan Sabtu (16/12/2012) di Auditorium Universitas Muhammadiyah Sukabumi. “Konser kali ini dalam rangka memeringati hari antikorupsi se-Dunia 2012,” katanya.

Acara ini juga didukung oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kementerian Hukum dan HAM RI, United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), Indonesia Corruption Watch (ICW) dan lain-lain. (Abdul Mughis/LSP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Korupsi


Siapa lagi? »

Peristiwa


Arsip Peristiwa »

Berita


Arsip Berita »

Modus


Arsip Modus »

Jeng-jeng


Arsip Jeng-jeng »

Kasus


Arsip Kasus »

Horor Kota


Arsip Horor Kota »

Kriminal


Arsip Kriminal »

Tradisi Budaya


Selanjutnya »

Politik Itu Kejam


Simak Selanjutnya? »

Komunitas Pembaca


*) Tulis peristiwa di sekitar Anda, kirimkan ke email redaksi kami: singautara79@gmail.com

Citizen Journalism


Siapa lagi yang nulis? »

Wong Kene


Arsip Wong Kene »