Ciuman Dulu Sebelum Dibunuh

Dua tersangka; Rifki (kanan) dan Aldo (kiri)

SEMARANG- Pembunuhan sadis terhadap seorang desainer gaun pengantin Ahmad Rio Suharsa (37), cukup menghentak berbagai pihak. Pasalnya pelakunya adalah dua orang mahasiswa yang diduga “teman deket” dan masih kerabat dengan korban.

Dua tersangka tersebut masing-masing; Rifky Faizal Septiadi alias Dedek (19), warga Jalan Wahyu Temurun I No 14 RT 07/RW 21 Tlogosari Kulon, Pedurungan, Semarang, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Semarang (USM) semester 4; dan Vydo Yuliantono alias Aldo (19), Jalan Cinde Selatan III RT 07/RT 08 Jomblang, Candisari, Semarang, mahasiswa FISIP Undip D-3 Pertanahan semester 4.

Pembunuhan tersebut menyimpan misteri yang belum terjawab. “sebelum kejadian, saya sempat dicium oleh korban di salah satu kamar. Saya tidak tahu apa-apa," ujar tersangka Aldo di Mapolrestabes.

Sejumlah komentar miringpun bermunculan dan menyebut bila antara dua tersangka dan korban mempunyai hubungan asmara sesama jenis. Kendati demikian, Aldo mengaku tidak mempunyai hubungan spesial dengan korban.

Aldo bersikeras mengalu tidak terlibat dalam insiden pembunuhan sadis tersebut. Namun ia tak menampik bila ia menyaksikan pembantai berdarah yang menewaska desainer asal Bekasi itu. “Yang melakukan Rifky, saya sama sekali tidak terlibat. Rifki melakukan penusukan menggunakan pisau kecil jenis penyayat kain yang ia dapatkan di salah satu meja dalam rumah korban,” ujarnya.

Aldo mengaku, ia berada di rumah desainer itu karena diajak oleh Rifki. "Saya
ditawari lowongan pekerjaan. Saya baru menginap selama dua hari di rumah itu," ujarnya tanpa menjelaskan pekerjaan jenis apa yang dimaksud.

Sebelum kejadian, lanjutnya, ia berada di sebuah kamar. "Saat keluar, tahu-tahu Rifki telah berkelahi dengan korban. Saya tidak bisa melerai, karena kondisi korban telah terkena senjata pisau dan berdasar," katanya.

Sementara tersangka Rifki mengaku cemburu lantaran Rio yang juga berstatus sebagai paman itu dinilai menyakiti perasaannya. “Saya jengkel, dia membatalkan menonton bioskop, tapi malah menonton dengan orang lain,” katanya.

Sebelum kejadian, Rifki mengaku hanya memeringatkan agar Rio tidak bergaul dengan sembarang orang. "Namun saat saya peringatkan, ia justru marah dengan menampar saya. Maka terlibat perkelahian. Di tengah perkelahian itu, saya mengambil pisau kecil dan menusuknya puluhan kali. Saya tidak ingat berapa kali. Tidak tahu kenapa, tiba-tiba saya menusuk begitu saja." ujar mahasiswa semester 4 itu.

Dua tersangka ditangkap di Wisma Warta Puspita Jalan Pidada 6 No 6 Bali, tepatnya di belakang Terminal Umum Denpasar, Bali, Senin (10/12/2012) menjelang shubuh. Dua tersangka dikeler tim Resmob dipimpin Aiptu Janadi tiba di bandara Internasional Ahmad Yani Semarang sekitar pukul 20.30.

Posisi korban ditemukan dalam posisi telungkup di ruang tengah dengan mengenakan kaos dan celana pendek. Korban sempat diseret pelaku dari ruang tamu, sehingga darah korban bekas puluhan tusukan hingga meluber di lantai sekitar 2 meter.

“Korban menderita 46 tusukan. Di antaranya 22 luka tusukan di punggung, 15 tusukan di leher, dan 9 tusukan di dada. Saya sendiri saat mendatangi di lokasi kejadian sempat kaget, darahnya segitu banyaknya,” ujar Kapolrestabes Kombes Pol Elan Subilan.

Elan tampaknya memenuhi janjinya, setelah kejadian, ia kepada sejumlah wartawan menyatakan meminta waktu tiga hari untuk meringkus pelaku. “Alhamdulillah, ini hari kedua kami bisa menangkap pelaku,” ujarnya.

Sebelum diringkus di Bali, dua tersangka sempat mengelabui polisi dengan cara meninggalkan mobil Honda Jazz warna merah bernomor polisi B-8937-MG milik korban di terminal Giwangan Jalan Lingkar Selatan atau Ringroad Selatan, Jogjakarta. Namun berkat kejelian tim Resmob Polrestabes Semarang pimpinan Kanit Resmob AKP Aris Suwarno kemudian membagi dua tim masing-masing; dipimpin Iptu Willy dan Aiptu Janadi, akhirnya dua pelaku dibekuk di Bali.

Polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa kunci mobil Honda Jazz milik korban, dompet kulit warna cokelat, kartu ATM BCA, KTP, SIM milik korban, uang tunai, perhiasan gelang rantai, celana, kaos milik tersangka yang digunakan saat kejadian dan sandal jepit tersangka yang masih berlumuran darah.

Jasad desainer asal Bekasi itu kali pertama ditemukan oleh seorang karyawati korban,  Sumiati (31), Sabtu (8/12/2012), sekitar pukul 09.00. “Saya baru saja berangkat kerja. Ketika masuk di ruang tengah, saya melihat darah berceceran,” kata Sumiati. (Mughis/LSP)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar