Pembobol Brankas Dinkes Seorang Cleaning Service

Isak Widagdo (24)

SEMARANG- Pembobolan dua brankas berisi uang Rp 89 juta di lantai 2 kantor Sekretariat Bagian Keuangan Dinas kesehatan (Dinkes) Kota Semarang di Jalan Pandanaran No 79 Semarang, terungkap.

Pelakunya adalah seorang cleaning service di Kantor Dinas Kesehatan Kota Semarang bernama Isak Widagdo (24), warga Jalan Kintelan Baru No 81 C RT 001/ Rw 002, Kelurahan Bendungan, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.

“Tersangka melakukan pencurian pada Sabtu (20/10) sekitar pukul 06.00. Mencari kelengahan satpam, kemudian mengambil kunci di sebuah ruang. Ia mematikan panel listrik sehingga CCTV mati dan menggergaji gembok brankas. Tersangka kemudian membawa kabur uang Rp 87 juta,” kata Kapolrestabes Semarang Kombes Elan Subilan dalam gelar perkara di Mapolrestabes Semarang, Rabu (24/10).

Kepolisian berhasil mengungkap setelah melakukan pengembangan penyelidikan. Dari sejumlah keterangan saksi yang dikumpulkan, pelaku pembobolan mengarah kepada Isak Widagdo yang telah bekerja selama dua tahun sebagai cleaning service di kantor Dinas Kesehatan Kota Semarang. “Kami menangkap di rumahnya, dia telah mengakui telah melakukan pencurian itu,” tambah Kapolrestabes didampingi Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Augustinus Pangaribuan.

Dari tangan pelaku, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa uang tunai sejumlah Rp 13 juta, satu buku tabungan BRI bersaldo Rp 60 juta, satu buah gergaji besi dan satu buah cincin emas. “Tersangka telah menggunakan uang sebesar Rp 3 juta, di antaranya digunakan membeli cincin dan sisanya ditabungkan,” tambah Elan.

Dua orang pegawai Dinkes, Sarjono dan Puguh Priyambodo terakhir menutup brankas pada Jumat (19/10). Keduanya memasukkan uang di brankas berbeda. Sarjono memasukkan Rp 48 juta dan Puguh memasukkan uang Rp 41 juta. Sehingga total uang adalah Rp. 89 juta. Pencurian itu baru diketahui pada Senin (22/10/2012) sekitar pukul 14.45. Saat itu, saksi Puguh bermaksud membuka brankas. Namun ia tersontak kaget lantaran gembok brankas rusak seperti digergaji. Sementara uang di dalam brangkas raib.

Tersangka Widagdo mengaku telah merencanakan pencurian itu sejak dua hari sebelumnya. Ia berdalih karena gaji yang diterimanya tidak bisa untuk mencukupi kebutuhan. “Saya hanya digaji Rp 500 ribu perbulan. Padahal saya akan menikah, uang itu baru saya gunakan Rp 3 juta. Di antaranya untuk membeli cincin pernikahan. Sisanya sudah saya tabungkan di Bank BRI,” ujar Isak.

Isak memilih hari Sabtu karena akstivitas di kantor tersebut sedang libur. Dengan berpura-pura membersihkan ruangan, Isak masuk ruang di lantai 2. “Saya mengambil kunci di lacinya Pak Kus. Kemudian mematikan panel listrik, agar CCTV mati. Setelah aman, saya masuk di ruang brankas sekitar 30 menit. Gembok itu saya graji, setelah berhasil jebol, uang saya bungkus masukkan ke dalam tas kresek warna hitam,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui Jum’at (19/10), CCTV di kantor tersebut dalam kondisi hidup. Namun pada Sabtu (20/10), CCTV mati. Hingga pada Minggu (21/10), CCTV telah menyala kembali. Saat ini Isak harus mempertangungjawabkan perbuatannya. Ia bakal terancam pasal 363 ayat (1) ke-5e KUHP dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara. (Mughis/LSP)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar