Blogger Widgets

Ali Khan, PNS Pemkot Semarang Jadi Pedangdut Pengganti A Rafiq

Diposting Unknown jam 19.30

SEMARANG- Penyanyi asal Semarang yang juga seorang Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Ali Khan, bakal meramaikan kancah permusikan di Indonesia.

Bisa dipastikan, sepak terjangnya dalam hal seni tarik suara memantik decak kagum bagi penonton yang melihatnya. Bahkan penampilan dan suara khasnya mendapat julukan "titisan" pedangdut legendaris A Rafiq dari para fans-nya.
Ali Khan menunjukkan baju milik A Rafiq yang diberikan kepadanya
Tak salah, pria kelahiran Semarang, 4 Maret 1975 ini dinobatkan langsung oleh A Rafiq sebagai generasi penerusnya yang bisa mengobati kerinduan pecinta musik melayu di Indonesia. Bahkan A Rafiq mewariskan kostum kuno yang digunakan saat pertama kali konser kepada Ali Khan.

Tidak hanya itu, Ali Khan juga diberikan grup musik El Rafika. Grup tersebut merupakan kumpulan para musisi yang selalu mengiringi A Rafiq saat proses rekaman maupun konser.

Menurut Manajer Dina Veratami, Ali Khan adalah sosok penyanyi yang unik. Ia menemukan karakter bermusik secara alami. "Kami tidak sengaja mendapati bakat Ali Khan. Saat di rumah, dia sering nyanyi-nyanyi lagunya A Rafiq. Suaranya ternyata sangat khas, bahkan dia berhasil menirukan karakter suaranya A Rafiq secara sempurna," ujar manajer yang juga adik kandungnya itu.

Aksi panggungnya dahsyat dan spektakuler. Pihaknya mengaku terus menggali potensi yang ada di sosok Ali Khan. "Konsepnya, Ali Khan akan selalu tampil klasik dengan balutan kekinian. Terlebih kepiawaian menari Ali Khan menjadi kekuatan di atas panggung. Sehingga bisa menjadi ikon yang patut diunggulkan. Selain itu, interaksi dengan penonton juga aktif," ujarnya.

Selain olah vokal, Ali Khan juga akan didukung denga kostum yang antik. Ciri khasnya mengenakan sepatu panjang dan kostum klasik tahun 1970-an. Selain itu, ada alat musik Arcodion yang selalu dibawa saat berada di atas panggung. "Bahkan kostum asli yang sering dikenakan oleh A Rafiq pada konser tempo dulu telah diwariskan kepada Ali Khan. Selain itu, grup musik El Rafika telah diserahkan kepada Ali Khan. Sehingga Ali khan memang seperti titisan A Rafiq," tandas Dina.

Penyanyi yang mempunyai nama asli Muhammad Ali itu memang mempunyai segudah kesibukan. Sebab, setiap pagi ia harus  mengenakan seragam dinas untuk berangkat kerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Pemkot Semarang. "Tanpa mengesampingkan pekerjaan. Sampai saat ini, saya konsen menyanyi. Ini bukan dadakan, karena saya mendalami lagu A Rafiq sejak 2009 silam," kata Ali Khan saat disambangi wartawan di tempat tinggalnya Pondok Ngaliyan Asri K 62, Ngaliyan, Semarang, kemarin.  
Ali Khan bersama pedangdut legendaris A Rafiq

Anak sulung dari lima bersaudara ini sempat memamerkan puluhan koleksi kaset A Rafiq sejak album pertama. Si antaranya album Yatim Piatu tahun 1979, Hafne, Menanti Musafir, Pandangan Pertama dan lain-lain. "Saya mengumpulkan sudah lama. Selain ngefans, buyutnya A Rafiq masih satu turunan dengan saya," ujar pria berdarah Pakistan ini.

Dia juga mempunyai dokumen konser A Rafiq pada tahun 1968 saat konser pertama kali  di Kota Semarang. "Saat itu A Rafiq diiringi orkes melayu Sinar Kemala," ungkapnya.

Hingga saat ini, Ali Khan telah melahirkan sebuah album perdana berisi 8 lagu yang siap dilounchingkan pada Oktober 2012 mendatang di Semarang. Sederet tembang siap meramaikan khasanah musik nusantara. Di antara lagu andalan yakni berjudul Jamaika dan Kirana. "Lagi itu saya ciptakan sendiri," pungkas Ali. (Abdul Mughis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Korupsi


Siapa lagi? »

Peristiwa


Arsip Peristiwa »

Berita


Arsip Berita »

Modus


Arsip Modus »

Jeng-jeng


Arsip Jeng-jeng »

Kasus


Arsip Kasus »

Horor Kota


Arsip Horor Kota »

Kriminal


Arsip Kriminal »

Tradisi Budaya


Selanjutnya »

Politik Itu Kejam


Simak Selanjutnya? »

Komunitas Pembaca


*) Tulis peristiwa di sekitar Anda, kirimkan ke email redaksi kami: singautara79@gmail.com

Citizen Journalism


Siapa lagi yang nulis? »

Wong Kene


Arsip Wong Kene »