Warga Wonosari “Panen” Bensin
Paska tergulingnya truk pertamina itu, kurang lebih 20 menit kemudian, terlihat bensin di tangki truk bocor dan meluber di jalan raya. Tentu saja hal itu membuat warga berhamburan mendekat untuk menjarah bensin “cuma-cuma” tersebut.
Sejumlah warga laki-laki dan perempuan, kompak berbondong-bondong dengan membawa ember, gayung, botol dan jeriken ke lokasi kejadian. Mereka berdesak-desakan rebutan bensin di truk yang miring terguling itu. Barangkali mahalnya harga BBM membuat mereka menganggap kecelakaan itu seperti moment “gratisan” bensin.
“Saya hanya ikut-ikutan warga yang lain. Daripada meluber sia-sia kan lebih baik diambil warga. Lagian, bensinnya tumpah di jalan raya dan membahayakan. Tadi memang sudah diperbolehkan oleh pak polisi,” kata Kholiq (42), salah seorang warga Wonosari ditemui di lokasi kejadian.
Ia sendiri mengaku mendapat 5 liter lebih. Bahkan sejumlah warga sengaja datang dengan membawa jeriken. “Ada yang dapat 10 liter, 20 liter, pokoknya banyak mas,” tambah pria pemilik bengkel tak jauh dari lokasi kejadian.
Kanit Lantas Polsek Ngaliyan Iptu Suyit Munandar memastikan tidak ada korban jiwa. Kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan tunggal. “Sopir beserta kernet masih dirawat di RS Tugu. Sementara, penyebab kecelakaan disebabkan atas kelalaian pengemudi. Ada kemungkinan ngantuk, pengaruh miras dan lain-lain. Untuk mengetahui secara pasti, kami masih melakukan penyelidikan,” katanya.
Sementara itu, Asisten Manajer Eksternal Relation PT Pertamina Pemasaran BBM Retail Jateng DIY Hepy Wulansari mengatakan, truk tersebut mengangkut sebanyak 16.000 liter Premium. Berangkat dari Pengapon, akan dikirim ke SPBU Semarang Kendal nomor 4450218. “Jika seluruhnya tumpah, kerugian kami sekitar Rp 67 juta. BBM ini akan diganti oleh PT Patra Niaga, selaku pengelola. Jadi untuk penggantinya, sudah diganti. Sementara mobilnya sendiri asuransi,” ungkap Hepy.
Terkait dengan penjarahan BBM, Hepy menjelaskan, kejadian tersebut tidak bisa dihindari. Karena kejadiannya mendadak dan cepat, sehingga pihak pertamina dengan kepolisian tidak sempat koordinasi. “Seharusnya, yang namanya barang bukan miliknya ya jelas tidak boleh ngambil. Tapi ndak papa, kami sudah relakan kok,” kata Hepy. (Abdul Mughis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar