Wartawan Semarang Kecam Kebrutalan 12 Marinir Padang
SEMARANG- Satu kata, biadab! Itu kata yang tepat untuk 12 oknum marinir Lantamal II di Kecamatan Lubuk Begalung, Padang, Sumatera Barat Padang, bermental preman. Mereka merampas, memukuli, menginjak-injak, menyita, menghancurkan kamera, milik 7 wartawan itu merupakan bukti bahwa oknum marinir tersebut telah bertindak jauh dari manusiawi.
Puluhan wartawan se-Semarang, baik dari media cetak, elektronik maupun online menuntut agar oknum marinir tersebut dihukum seberat-beratnya dan dipecat dari kesatuannya. Demikian aksi solidaritas sesama wartawan yang dihelat di bundaran bekas Videotron Jalan Pahlawan Semarang, Kamis (31/5) siang.
Koordinator Aksi Sunu Andhy Purwanto mengatakan tindakan 12 oknum marinir tersebut telah melukai kebebasan pers. Sebagai aparat, mereka telah melanggar kode etik sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. “Maka tidak ada kata yang tepat, selain tindak tegas. Mereka harus diberi hukuman yang setimpal dan dipecat dari kesatuannya,” tandasnya dalam orasi.
Oleh sebab itu, pers mendesak supaya POM TNI AL mengusut tuntas dan mengadili 12 oknum TNI AL atau Marinir tersebut. Menurutnya, tindakan tersebut adalah bentuk ancaman terhadap kebebasan pers di Indonesia. “Oknum TNI telah semena-mena tanpa memperhatikan kemanusian. Itu adalah bentuk arogansi kuno yang harus disingkirkan,” katanya.
Sebagaimana diketahui, sebanyak 7 wartawan mengalami luka-luka akibat dikeroyok 12 oknum marinir Lantamal II di Kecamatan Lubuk Begalung, Padang, Sumatera Barat Padang (29/5) lalu. 12 oknum anggota Batalyon Marinir TNI AL Pertahanan Lantamal II Padang, tersebut membabi buta merampas, menyita, menghancurkan kamera, serta memukul dan menganiaya para wartawan yang meliput pembongkaran warung remang-remang di kawasan setempat. Satu anggota marinir di antaranya berinisial US menjadi pelindung sebuah warung remang-remang, yang akan ditertibkan oleh Satpol PP.
Ketujuh wartawan itu adalah Budi Sunandar (Global TV), Ridwan (Fotografer Padang Ekspres), Jamaldi (Favorit Televisi), Andora Khew (SCTV), Julian (Trans 7), Afriandi (Metro TV), Deden (Trans TV). Masing-masing wartawan mengalami luka serius akibat tindak penganiayaan yang dilakukan oknum marinir biadab tersebut. Tidak hanya itu, puluhan properti liputan berupa kamera, kaset, kartu pers, video recorder, dihancurkan hingga berkeping-keping. (abm)