Mafia Mobil Tewas Tertembak
SEMARANG- Seorang pelaku pencurian mobil lintas provinsi, tewas akibat tertembus timah panas saat hendak kabur dan melakukan perlawanan terhadap petugas kepolisian Polda Jateng, kemarin.
Tim dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jateng menangkap 7 kawanan mafia pencuri mobil. 5 di antaranya ditembak dalam penggerebekan di tempat terpisah di Pekalongan, Rabu (30/5) dan Kamis (31/5). Seorang pelaku bernama Ibrohim (50), warga Winong Gempol, Cirebon, Jawa Barat, akhirnya tewas setelah sempat menjalani perawatan di RSUP Dr Kariadi dan RS Bhayangkara. Ibrohim sendiri menghembuskan nafas terakhir setelah mengalami pendarahan berlebih akibat tertembus timah panas di kaki bagian kanan.
"Komplotan Ibrohim cs ini telah menjadi target kepolisian. Mereka kawanan pencuri mobil lintas provinsi. Belakangan beraksi di Jateng, terutama di Semarang. Sedikitnya telah menggasak sebanyak 31 unit mobil," ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng, Kombes Bambang Rudi Praktiknyo saat gelar perkara, kemarin.
Mobil yang menjadi incaran yakni jenis Toyota Innova, Avanza dan Daihatsu Xenia. Bambang Rudi mengatakan, jumlah total komplotan ini ada sekitar 19 orang. Namun saat beraksi, mereka membagi kelompok. Sehingga pasangan "kerja" kelompok Indramayu ini selalu berganti-ganti atau rolling. "Saat beraksi, mereka mengendarai mobil rental jenis Grand Max dan APV," tambah Bambang.
Identitas pelaku yang sudah ditangkap dalam kondisi hidup masing-masing; Kamsen (38), Sofyan Sahara (38), Usman (29), Yono (30), Sudin alias Codet (31), seluruhnya warga asal Indramayu, Jawa Barat dan Salim (52), warga Sawah Besar, Jakarta Pusat. Para tersangka ini ditangkap setelah melakukan aksi di Jalan Raya Pait, Pekalongan Barat, Rabu (30/5).
"Petugas terpaksa melumpuhkan para tersangka karena melakukan perlawanan. Sebagaimana Ibrohim sendiri sempat mengacungkan celurit kepada petugas. Petugas kami telah melepaskan tembakan peringatan, namun ia tak menghiraukan," tukas Bambang Rudi.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Djihartono menambahkan, polisi meringkus Ibrohim di daerah Indramayu. "Sasarannya adalah mobil yang di parkir di teras rumah, tepi jalan atau di garasi rumah. Mereka masuk dengan membawa gunting baja untuk memotong gembok garasi," kata Djihartono.
Kawanan ini sudah profesional, di antara pelaku ada yang bertugas mematikan alarm dengan sebuah alat. Mereka membongkar kunci pintu mobil dengan obeng, kemudian mendorong mobil keluar dari garasi. "Begitu bisa keluar, mesin mobil baru dihidupkan. Mobil hasil curian ini dijual murah di Jakarta dengan kisaran harga Rp 15 juta - Rp 20 juta," paparnya.
Sebelum beraksi di Jawa Tengah. Mereka juga pernah melakukan pencurian di Jakarta, Jawa Barat dan tempat-tempat lain. Namun di Jakarta aksinya telah tercium petugas kepolisian. Sehingga dua pelaku juga tewas ditembak di Jakarta. Maka mereka kemudian beraksi di Jateng. "Beberapa pelaku lain masih kami buru," katanya.
Para pelaku ini, termasuk pandai mengelabui masyarakat. Pasalnya, di antara pelaku ada yang menjadi tokoh masyarakat dan disegani di tempat tinggalnya. Namun setelah berkumpul dengan komplotannya, ia justru menjadi penjahat yang berbahaya.
Tersangka Yono mengaku telah lama beraksi. Sebelumnya aksinya tidak pernah tercium oleh polisi. "Kami langsung menjual mobil hasil curian. Uang hasil penjualan langsung dibagi rata," katanya.
Dia mengaku, memilih mobil jenis Innova, Avanza, atau Xenia tersebut dikarenakan pangsa pasarnya bagus. "Kami gampang menjualnya, karena sekali ditawarkan biasanya langsung ada pembeli yang mau," kata Yono. (abm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar