Parkir RS Roemani Kebobolan


Parkir RS Roemani Kebobolan

SEMARANG- Meski sudah dijaga ketat, kawasan parkir RS Roemani masih saja kebobolan. Seorang pembezuk di RS Roemani, Maskuri (27), warga Kalisari RT 06/RW 03 Sayung Demak, mengalami nasib apes. Pasalnya, ia membezuk teman yang sedang dirawat inap di RS Roemani. Saat berangkat, ia ditemani rekannya, M Sholikin alias Ambon (28), warga Kembanganom Genuk. Beberapa saat kemudian, Sholikin tiba-tiba 'ngilang' tanpa pamit. Anehnya, motor Yamaha Vega R bernopol H-3851 FN, warna Hitam miliknya raib tak berselang lama.

Tentu saja Maskuri kelimpungan, terlebih saat mengadu kepada pengelola parkir RS Roemani tak mendapat respon baik. Dikatakan Maskuri, atas hilangnya motor miliknya itu, bukan tanggung jawab pihak parkir. "Salahsatu petugas parkir menyatakan demikian. Alasannya, pembawa motor tersebut bisa menunjukkan STNK," kata Maskuri kepada wartawan di Mapolrestabes, Senin (30/4) siang.

Maskuri menyayangkan bila parkiran di RS Roemani tidak aman. Diduga, pencuri menggunakan kunci palsu dan mengetahui bahwa di dalam jok ada surat-surat motor. "Semua surat-surat penting; STNK, SIM, KTP, ATM dan uang Rp 240 ribu berada dalam jok motor. Padahal kunci motor masih saya bawa. Pencurian itu juga hanya berjarak sekitar 5 meter dari pos parkir," ungkapnya.

Diceritakan Maskuri, awalnya Senin (30/4) pagi, sekitar pukul 07.00, ia menjemput temannya, Sholikin di kos daerah Bugen. Karena sedang libur kerja, ia mengajak Sholikin untuk jalan-jalan sekalian membezuk teman wanitanya yang dirawat di RS Roemani. "Sekitar pukul 10.00, saya memarkir motor di halaman parkir RS Roemani. Kemudian masuk mencari ruang rawat inap. Sholikin pun ikut masuk ke dalam rumah sakit," terangnya.

Namun tanpa sepengetahuan atau tanpa pamit, ternyata Sholikin pergi dari rumah sakit tersebut. "Saya heran mengapa dia (Sholikin) pergi tanpa pamit kepada saya, padahal berangkat juga bareng. Sekitar pukul 11.30, saya mendapati motor saya di parkiran sudah raib," tambah karyawan AC S Hardware di Jalan Pemuda itu.

Atas hal tersebut, Maskuri pun mengadu kepada petugas parkir setempat. Namun bukannya mendapat solusi, ia justru memperoleh respon tidak baik. Karena terkesan menyalahkan korban. "Mereka bilang, sekitar pukul 11.00 ada pria berbaju hitam, celana hitam keluar membawa motor yang dimaksud. Mereka tidak mau tau, aturan di sini (parkir Roemani) memang begitu. Jika bisa menunjukkan STNK, maka ya bisa diizinkan keluar," katanya menirukan salah satu komandan parkir.

Maka dari itu, kata Maskuri masih menirukan komandan parkir, kehilangan itu bukan tanggungjawab pihak parkir. Petugas itu kemudian menyarankan lapor polisi saja. "Ajak teman kamu itu ke kantor polisi, dia bisa jadi saksi. Bisa juga jadi tersangka," katanya melanjutkan.

Korban akhirnya, mencari Sholikin dan bertemu di daerah Tlogosari. Akan tetapi, dia mengaku tidak mengambil motor itu. "Saya tidak izin karena tidak punya HP. Awalnya keluar dari RS rencana beli rokok, saya buru-buru pulang karena baru ingat ada tanggungan nyopir. Lhaong saya tidak ngambil kok disuruh mengakui, kan lucu," kata sopir Daihatsu jurusan Tlogosari-Johar yang juga diajak ke Mapolrestabes.

Karcis parkir yang semula dibawa korban, diminta oleh petugas parkir bernama Windarto. Sementara Maskuri dengan Sholikin mengaku telah berteman sejak 5 tahun lalu. Hingga saat ini kepolisian masih menyelidiki kasus ini. (abm)