Pembantu itu Idola Pekerja Bengkel

Sejak 6-7 tahun lalu, Sarubi Niati Cholisoh dipercaya oleh pengusaha China bernama Ratna untuk menempati dan merawat rumah mewah di Jalan Sidodadi 34/B, Kelurahan Karangtempel, Kecamatan Semarang Timur. Rumah berlantai dua yang terletak 200 meter timur kampus IKIP PGRI Semarang itu dijadikan tempat kos. Rata-rata dihuni siswa SMA Yayasan Sekolah Kristen Indonesia (YSKI).


Hingga kemarin siang, saat Harsem menyambangi rumah tersebut tetap tampak sunyi. Sekitar pukul 12.30, saat bel di rumah berwarna kuning itu dipencet, tak ada yang keluar. Baik penghuni rumah maupun penghuni kos terlihat sepi. Sesaat kemudian keluar seorang perempuan yang membukakan pintu. Namun ternyata hanya menyalakan meteran listrik yang mati, tidak kuat. Saat dihampiri Harsem, perempuan tersebut hanya memberikan penjelasan singkat. “Maaf, Mas Sardi sedang pergi,” ujarnya sembari buru-buru menutup pintu dan menguncinya kembali.

Rudi Sarwoto (35), salah seorang pekerja bengkel “Win Variasi” di samping rumah yang ditempati tersangka mengatakan, selama ini dirinya tidak pernah melihat Cholisoh sedang hamil. Dirinya juga mengaku kaget membaca pemberitaan di media terkait Cholisoh atas rekayasa laporan penculikan tersebut. “Padahal dulu dia gadis yang baik, pendiam dan cantik. Bahkan para pekerja di bengkel sini sering meledekin dia (sebelum menikah). Dulu orangnya masih seksi sih,” kata pria asal Salatiga ini.

Di lingkungan sekitar, Cholisoh dikenal sebagai pembantu seksi yang kalem. “Sebenarnya dia orangnya baik dan suka berteman, tapi tipe pendiam. Kalau ditanya, jawabnya pendek. Nggak pernah ngobrol lama. Bahkan sebelum menikah, Cholisoh dulu menjadi idola pekerja sini,”. Ujar Rudi, kemarin.

Cholisoh juga rajin beribadah. Dituturkan Rudi, saat Ramadhan tiba, ia sering tarawih di masjid kampung Halmahera. Saat jalan kaki pulang dan pergi ke masjid, para pekerja bengkel sering menggodanya. “Namun akhirnya malah diketahui sudah mempunyai pacar, Sardi warga Wonogiri yang sekarang menjadi suaminya itu,” ungkapnya mengenang.

Sementara Bu Hari (54) istri Ketua RT setempat mengaku tidak mengenal pasang Sardi-Cholisoh tersebut. Dikatakannya, keduanya merupakan warga pendatang. “Dia pembantu rumah tangga yang dipercayai merawat rumah mewah itu. Sementara pemilik rumah kabarnya tinggal di Jakarta,” katanya.

Di catatan RT setempat, pengusaha beretnis China pemilik kos-kosan itu juga sering tidak mengindahkan aturan yang diterapkan di kampung setempat. Pasalnya, tidak pernah mau menyerahkan data penghuni kos. “Jadi kami tidak mengetahui jumlahnya berapa, siapa nama-nama pengghuninya. Maka ketika ada kejadian seperti ini kami tidak tahu,” katanya. (abm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar