Simulasi
MENDADAK suasana Pusat Rekreasi Promosi dan Pembangunan (PRPP) Jateng, mencekam. Sebab, ribuan massa mengambil-alih PRPP, pukul 14.00, kemarin. Mereka besar-besaran menuntut keadilaan terkait ganti-rugi lahan tanah oleh PT Perkebunan Nusantara (PT PN) IX Semarang, dinilai tidak adil. Mediasi dan negosiasi yang dilakukan gagal. Itulah sebab massa murka dan membuktikan reaksi keras.
Aksi massa semakin brutal, polisi Polsek Semarang Barat semakin kuwalahan mengendalikan reaksi radikal tersebut. Kapolsek Kompol Dony Suharjo pun melaporkan ke Polrestabes dilanjutkan ke Polda Jateng. Suasana semakin mencekam saat terjadi aksi lempar-lemparan batu dan kayu.
Petugas yang kalah jumlah sempat ditarik mundur. Sebelum akhirnya sekitar 1000 polisi gabungan dari jajaran Polda Jateng, Polrestabes, dan Polsek di Semarang, dikerahkan. Namun tak semudah itu massa menurut aturan yang diperingatkan polisi. Sejumlah massa dari kelompok lain datang lebih besar lagi. Mereka juga membawa bensin. Asap hitam tebal pun menyeruak dari pembakaran ban. Bantuan tiba, pasukan pembawa anjing pelacak, Brimob, Dalmas dan pasukan berkuda pun tak cukup merubah suasana menjadi lebih baik. Tak ayal sebuah mobil pick up ludes terbakar.
Suasana dapat dikendalikan setelah polisi mengerahkan pasukan yang dilengkapi mobil water cannon (penyemprot air) dan pasukan pembawa gas air mata meredam kekacauan. Tembakan peringatan yang terdengar berulang-ulang membuat massa gentar, terdesak hingga mundur. Setelah massa berhasil dipecahberaikan, polisi pun akhirnya berhasil memblokade lokasi demo. Berhasil pula diamankan seorang orator yang diduga sebagai provokator kerusuhan tersebut. Seorang korban luka parah dievakuasi dengan ambulan.
Demikian prosesi simulasi pengendalian massa dalam aksi demonstrasi yang dilakukan Kepolisian Daerah (Polda) Jateng bersama segenap jajaran Polrestabes dan Polsek se-Semarang, di areal parkir PRPP, kemarin siang.
Tidak Ada Senjata Api
Kapolda Jateng Irjen Pol Didiek Sutomo Triwidodo mengatakan, simulasi ini adalah melatih bagaimana Polri menangani kerusuhan massa secara prosedural dan profesional. "Tidak ada pengamanan demonstrasi dengan senjata api," katanya dalam sambutan usai acara.
Penanganan dilakukan berdasarkan prosedur yang rapi dan dijamin aman. Ada tahapan-tahapan yang harus ditempuh oleh petugas pengamanan. Mulai prosedur yang paling halus hingga tindakan tegas. "Nah itu semua butuh strategi dan kejelian sikap dan tindakan. Selain itu juga dibutuhkan fisik yang benar-benar kuat. Itu semua butuh dilatih," tandas Kapolda yang sejak awal hikmat menyaksikan semua adegan.
Disampaikan Didiek, menurutnya adegan simulasi yang melibatkan sekitar 1000 anggota polisi ini telah dilakukan secara baik dan maksimal. Bahkan ia menilai, sejak awal seperti layaknya kejadian nyata. "Hanya ada beberapa yang kurang maksimal. Di antaranya negosiator hendaknya harus menggunakan suara yang lebih keras lagi. Namun secara keseluruhan sudah baik," katanya.
Kapolrestabes Kombes Pol Elan Subilan menambahkan, senantiasa kepolisian menghindari terjadinya tindakan kekerasan. Maka semua anggota polisi tidak ada yang menggunakan senjata api. "Tidak ada langkah-langkah yang keras. Kami upayakan ada latihan secara terus menerus. Untuk kali ini latihan dalam skala besar. Dari Polrestabes sendiri melibatkan sekitar 500 anggota. Belum dari jajaran Brimob, Dalmas dan Shabara Polda. Total sekitar 1000 anggota," pungkas Elan. (abm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar