Ruang brankas Dinkes Semarang |
Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, dari empat brankas terbuat dari besi yang berada di ruangan tersebut, pelaku berhasil membobol dua brankas berisi uang sekitar Rp 80 juta dengan cara menggergaji gembok brankas.
“Anehnya, pelaku berhasil masuk ke dalam ruangan tanpa merusak dua pintu, akses menuju ruang kejadian. Padahal, masing-masing pintu dilapisi teralis besi dan terkunci dua gembok,” ujar Kasubag Keuangan Dinas Kesehatan Kota Semarang, Kuswayadi ditemui di lokasi kejadian, Selasa (23/10) siang.
Kuswayadi mengatakan, aksi pembobolan tersebut baru diketahui Senin (22/10) sekitar pukul 15.00. Kali pertama diketahui oleh salah seorang pegawai Pak Pugu. “Pak Pugu hendak menaruh duit titipan dari rekan-rekan atau pegawai lain. Tapi begitu berada di ruangan brankas malah menemukan gembok rusak seperti digergaji. Setelah dicek, ternyata uang di dalam dua brangkas telah raib,” ungkapnya.
Dijelaskannya, ruang tersebut merupakan satu-satunya tempat penyimpanan brankas milik Dinkes. Terdapat empat brankas berisi uang, dua brankas di antaranya dibobol pelaku. “Dua bankas yang dibobol, masing-masing berisi uang sekitar Rp 40 juta. Uang itu adalah uang titipan sejumlah pegawai. Sebagian uang itu sedianya untuk anggaran pembelian hewan qurban. Ceritanya kami akan beli sapi,” beber Kuswayadi.
Adakah Keterlibatan Orang Dalam?
Kuswadi menjelaskan tim kepolisian dari Polrestabes masih melakukan penyelidikan. Namun ia sendiri mengatakan ada kemungkinan bila pelaku pembobolan brankas melibatkan orang dalam atau orang yang mengetahui seluk beluk penyimpanan uang di Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Sebab, jejak aneh yang ditinggalkan adalah; pelaku tidak merusak pintu yang sebelumnya dalam kondisi terkunci. Padahal, akses menuju ruang lokasi kejadian melewati dua pintu. Masing-masing pintu dilapisi teralis besi dan dua gembok. “Jadi setiap pintu ada 3 kunci. Sehingga pelaku harus melewati 6 kunci. Anehnya, sama sekali tidak ada kerusakan,” katanya.
Siapa Pembawa Kunci?
Kuswayadi mengatakan, ada tiga orang yang membawa kunci di ruangan brankas tersebut. “Saya sendiri dan dua bendahara, masing-masing; Bu Rini dan Pak Andre. Biasanya, saya yang buka setiap pagi dan sorenya menutup kembali. Terakhir kali mengisi uang di brankas itu pada tanggal 2 oktober 2012 lalu,” ungkapnya.
Apakah Terpasang CCTV?
Ruangan di sekitar lokasi kejadian telah terpasang Closed Circuit Television (CCTV). Kendati demikian, ditemukan keganjilan. “Kami telah melakukan pengecekan terhadap rekaman CCTV. Namun anehnya, Jum’at (19/10), CCTV hidup. Sabtu (20/10) CCTV mati dan Minggu (21/10) CCTV nyala kembali,” kata Kuswayadi.
Ia menduga, pelaku diperkirakan beraksi pada hari Sabtu (20/10), setelah mematikan CCTV. Mengenai siapa operator CCTV, Kuswayadi mengatakan CCTV dioperasikan oleh pekerja yang bertugas sebagai cleaning service. Sementara, di kantor tersebut mempunyai dua petugas keamanan. (Mughis/LSP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar