SEMARANG BARAT- Seorang wanita tukang sayur bernama Ngadinah (51), ditangkap tim Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Semarang Barat. Dia diketahui menjual ratusan butir pil koplo jenis Trihexyphenidyl.
Wanita ini diduga menjadi pengecer penyalahgunaan obat dengan sasaran berbagai kalangan, mulai anak muda, umum, termasuk pelajar. Dia memasarkan secara terselubung di antara dagangan sayur mayur yang dibuka di kios depan tempat tinggalnya di Jalan Simongan 49 RT 03/RW 08 Bojongsalaman, Semarang Barat.
Tim kepolisian mengamankan 50 box pil Trihexyphenidyl 2 Mg/500 butir. "Saat ini, kami masih mengembangkan penyelidikan untuk membongkar jaringan pelaku penyalahgunaan obat ini," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Elan Subilan saat gelar perkara di Mapolrestabes Semarang, Kamis (25/4).
Praktik penyalahgunaan obat itu terendus oleh tim kepolisian pada Rabu (24/4), sekitar pukul 15.00. "Tim kami menyelidiki dengan cara menyamar menjadi preman. Ternyata benar, petugas mendapati seorang wanita tukang sayur mengedarkan obat-obatan daftar G tanpa izin edar. Harusnya membeli obat tersebut disertai resep dokter," ungkap Elan didampingi Kapolsek Semarang Barat Kompol Yani Permana.
Kapolsek Semarang Barat Yani Permana menambahkan, pihaknya saat ini masih melakukan koordinasi dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Semarang. "Sementara ini, kami menjerat tersangka dengan Pasal 197 UU RI No 36 Tahun 2009 tentang Undang-undang kesehatan," ujar Yani.
Terkait jaringan praktik peredaran obat itu, pihaknya masih melakukan pendalaman penyelidikan. Hasil penyidikan sementara, tersangka mengaku mendapatkan obat-obatan dari seseorang bernama Agung.
Ngadinah sendiri mengaku hanya dititipi oleh Agung sejak 2 bulan lalu. "Saya hanya menjualkan. Saya tidak tahu dari mana obat ini berasal. Saya hanya disetori oleh Agung. Per-satu box Trihex saya beli Rp 90 ribu, kemudian saya jual Rp 110 ribu," ujar wanita "single" ini.
Dalam praktik pemasarannya, dia menyembunyikan obat-obatan tersebut di laci dalam kiosnya. Sementara di meja kios terdapat aneka sayur mayur seperti bayam, sawi, kol, terong dan lain-lain. "Rata-rata pembelinya sudah langganan, biasanya dia tahu dari teman-temannya yang pernah beli," kata Ngadinah.
Trihex Ancam Pelajar Semarang
Ngadinah tidak mengelak, pengguna Trihex tidak hanya kalangan anak muda umum, namun juga pelajar. Diduga, peredaran Trihex ini juga menyerang kalangan pelajar di Kota Semarang.
Unit Satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polrestabes Semarang juga telah mengendus adanya peredaran pil koplo jenis Trihex di kalangan pelajar. Bahkan saat dilakukan penggeledahan 'sample' di dua kelas di salah satu sekolah di Kota Semarang, ditemukan bukti pil koplo tersebut.
Anehnya, tim Binmas menemukan seorang siswi SMA yang dikenal pendiam, berkerudung dan cukup berprestasi. Namun ditemukan pil Trihex di dalam tasnya. "Saat ditanya, itu pil penenang," kata salah seorang anggota Fungsi Binmas Polrestabes Semarang Aipda Herry Jatmiko yang terlibat langsung dalam penggeledahan.
Jadi, penemuan tersebut cukup mengagetkan. Sebab, peredarannya sangat halus dan bersifat terselubung. "Bahkan penampilan tidak bisa dijadikan ukuran. Ini kan sangat berbahaya. Orang tua siswa terutama harus ekstra hati-hati berperan mengawasi putra-putrinya," imbuh Herry.
Binmas Polrestabes Semarang masih berkoordinasi dengan guru Bimbingan Konseling (BK) di masing-masing sekolah di Kota Semarang untuk mengantisipasi indikasi peredaran pil koplo di kalangan pelajar. (G-15/LSP)
by: red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar