SEMARANG- Pemilik perusahaan investasi haji dan umroh Iqro' Management Agung Ahmad, diburu ratusan nasabah. Pria yang menjabat sebagai Direktur itu dinilai sebagai orang yang harus bertanggung jawab atas raibnya uang ratusan juta milik para nasabah.
Senin (25/3), sekitar pukul 10.00, ratusan nasabah dari Kota Semarang dan berbagai wilayah Jateng kembali menggeruduk kantor Iqro' Management di Jalan dr Wahidin nomor 58, Candisari, Gajahmungkur, Semarang. Mereka meminta uang ratusan juta investasi dalam bidang transportasi; tour-travel, kemitraan SPBU, umroh serta haji itu segera dikembalikan.
Kendati demikian, mereka kecewa karena kantor Iqro' Manajemen telah sepi aktifitas. Tidak ada satupun karyawan maupun staff menunjukkan batang hidungnya. Hanya terlihat pintu terkunci rapat dan sebuah tulisan selembar kertas tertempek di kaca kantor: "Maaf gedung ini sudah disegel karena Iqro belum melunasi sewa."
"Kami merasa dipermainkan. Mereka hanya bisa beri janji akan mengganti. Tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan," ujar salah satu korban H. Slamet Askini (65), warga Plantungan, Tirtomulyo, Kendal ditemui di lokasi kejadian.
Dikatakannya, ratusan nasabah itu rata-rata tertipu antara Rp 25-300 juta. Mereka mengaku telah bersabar. Namun pihak manajemen justru lari dari tanggungjawab. Tentu saja hal itu membuat nasabah geram. "Saya merasa dipermalukan oleh Iqro'. Sebab, saya didatangi pihak bank diminta melunasi uang Rp 25 juta. Padahal, jelas-jelas biaya naik haji sebesar Rp 50 juta sudah saya bayar lunas ke pihak Iqro' Management," tandasnya.
Slamet melanjutkan, dalam tagihan bank tersebut terdafar atasnamanya. Sehingga dialah yang menanggung pelunasan di bank. "Jika tidak dibayar, maka kursi naik haji yang sedianya diberangkatkan pada 2016 mendatang dibatalkan," terangnya.
Nasabah lain Sri Mastuti (55) mengaku bernasib sama. Uang Rp 26,1 juta untuk biaya haji juga tidak ada kabar kejelasannya. "Kalau saya rencana pemberangkatan tahun 2015 mendatang. Saya sudah berkali-kali mencari direkturnya, tapi pihak Iqro' sepertinya memang tidak ada niat baik bertanggungjawab," ujar warga Pudak Payung RT 02 RW 09, Banyumanik, Semarang.
Begitupun dengan Siswanto (72), warga Jalan Sanggung Timur 235, Jatingaleh. Uang Rp 40 juta biaya umroh miliknya tidak juga hilang. "Saya ingin umroh bersama istri. Harusnya berangkat pertengahan Mei mendatang. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar. Malah rekan-rekan yang lain mengalami masalah yang sama," kata Siswanto.
Sementara Ton Mujiartono (54) mengaku menyetorkan uang Rp Rp 100 juta. Dia juga menyetorkan uang milik beberapa nasabah secara bertahap. "Di antaranya Rp 14 juta x 11 orang, kemudian Rp 25 juta x 4 orang. Semuanya untuk biaya naik haji dan umroh," ujar warga Parangbaris 1, Tlogosari Kulon, Pedurungan, Semarang.
Dikarenakan kantor Iqro' Management tutup. Akhirnya beberapa nasabah kemudian melapor di Mapolda Jateng. "Ada lima perwakilan yang melapor di Polda Jateng," kata Kapolsek Gajahmungkur Kompol Eva Guna Pandia.
Sementara korban lain dilakukan pendataan di Mapolsek Gajahmungkur untuk diteruskan di Mapolda Jateng. "Kami akan koordinasi dengan Polrestabes Semarang dan Polda Jateng untuk menindaklanjuti kasus ini," imbuhnya.
(G-15/LSP)
by: red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar