Puluhan warga tampak geram melihat dua tersangka masing-masing; Rifky Faizal Septiadi (19), warga Jalan Wahyu Temurun I No 14 RT 07/RW 21 Tlogosari Kulon, Pedurungan, dan Vydo Yuli Antono (19) warga Jalan Cinde Selatan III RT 07/RW 08, Jomblang, Candisari saat dikeler menuju rumah kontrakan lokasi pembunuhan di Jalan Nangka II, Lamper Kidul, Semarang Selatan, Kamis (20/12/2012).
Bahkan ibu-ibu warga sekitar yang turut menyaksikan reka ulang tersebut berusaha memukul dua tersangka. Mereka tampak jengkel karena dua tersangka telah mencemari nama baik di kampung tersebut.
Dalam rekontruksi atau reka ulang pembunuhan tersebut, dua tersangka memeragakan 22 adegan. Sempat tertunda akibat hujan deras, namun akhirnya adegan reka ulang dimulai sekitar 14.30.
Sebuah mobil Honda Jazz merah bernomor polisi B-8937-MG (barang bukti milik korban) yang dikendarai tim Reskrim Polsek Semarang Selatan langsung masuk di garasi rumah korban. Kedatangan mobil tersebut kontan memancing puluhan warga berbondong-bondong ke lokasi kejadian.
"Hukum mati aja tuh orang! Kurangajar, mereka telah mencemari nama baik kampung sini!" teriak salah seorang warga yang geram saat melihat dua tersangka dikeler masuk rumah lokasi kejadian.
Dua tersangka nyaris dikeroyok massa, warga tampak benar-benar emosi melihat dua tersangka pembunuhan sadis yang menghilangkan nyawa desainer gaun pengantin asal Bekasi itu. Pasalnya, warga menilai, Rio merupakan sosok warga pendatang yang baik, ramah dan sayang terhadap anak-anak.
"Dua pelaku itu harus mendapat hukuman setimpal. Saya setuju dihukum mati saja. Mereka terlalu tega menghabisi Om Rio dengan sadis. Om Rio itu orang baik, sopan dan pandai bersosialisasi. Jelas, tindakan tersangka sangat tidak manusiawi." ujar Bu Gatot (53), tetangga korban.
Rata-rata warga masih tidak bisa melupakan sosok Rio. Paling berkesan, kata Bu Gatot, Rio saat acara 17 Agustus 2012 di kampung tersebut sempat naik di atas Reyog. "Kami sempat melakukan do'a bersama. Dia itu orang yang aktif di kampung. Om Rio itu sama anak kecil sangat peduli. Sering memberi makanan, mainan dan sering berbincang-bincang, curhat sama tetangga. Saya sudah menganggap Rio sebagai anak sendiri," tambahnya.
Hampir semua warga sekitar merasa kehilangan sosok Rio di kampung tersebut. "Meski pendatang, Rio orangnya sangat baik dan santun. Maka jangan heran, atas kejadian ini warga marah besar." timpal Indah (35), warga lain.
Kericuhan kembali terjadi, saat kedua tersangka akan memasuki mobil yang disiapkan polisi. Puluhan warga tampak tak sabar hendak memukul para tersangka. Maka sejumlah petugas Polsek Semarang Selatan membuat pagar betis untuk menghalau kepungan warga.
Sempat terjadi adu mulut antara warga dan petugas polisi. Kericuhan itu dipantik setelah salah seorang petugas meneriaki warga dengan kata "sopo mau?" (siapa tadi?). Warga pun tidak takut kepada polisi. Bahkan, warga emosi dan menantang polisi. "Saya tidak takut. Mau apa kamu? Coba saja kalau berani!" kata Sediono (50), warga Nangka I yang geram.
Saksi pembunuhan Buang (57), Satpam setempat mengatakan, pembunuhan terjadi sekitar pukul 23.00. Ia mengaku sempat hampir tertabrak saat tersangka Rifky kabur mengendarai mobil Honda Jazz merah B 8937 MG milik korban. "Seorang warga memberitahu di pos jaga, jika Mas Rio teriak-teriak. Ketika naik sepeda menuju rumah Mas Rio, tersangka nyaris menabrak saya," kata Buang.
Kapolsek Semarang Selatan AKP Bayu Suseno mengatakan, rekontruksi terdiri dari 22 adegan. "Rekontruksi ini untuk mengetahui kronologis secara tepat, yakni unsur terjadinya pembunuhan dan pencurian," kata Kapolsek ditemui di sela-sela rekontruksi.
Sementara untuk adegan kaburnya dua tersangka Rifki dan Vydo di Yogyakarta dan Bali, pihaknya tidak melakukan rekonstruksi. "Setelah rekonstruksi selesai, kami akan menyelesaikan berkas kemudian langsung dilimpahkan ke kejaksaan," tandasnya.
Tersangka Rifky Faizal Septiadi terancam hukuman mati atas pasal berlapis, yaitu 365, 363, 338, 340 dan 349 KUHP. Sedangkan, Vydo Yuli Antono terancam pasal turut serta. (Mughis/LSP)
by: red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar