SEMARANG- Insiden pelemparan bom terjadi di komplek perumahan TNI-Polri di Rumpun Diponegoro Jalan Bangau IV, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tembalang, Selasa (5/12/2012), sekitar pukul 19.00.
Dua rumah yang menjadi sasaran masing-masing rumah nomor 56 milik Purnawirawan TNI Kodam IV Diponegoro Agus Setiawan (46), dan rumah nomor 57 milik Purnawiran Polri Njamad (59). Dua rumah itu posisinya bersebelahan.
Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, bom tersebut merupakan bom rakitan sejenis molotov. Keduanya sempat meledak dalam waktu hampir bersamaan.
Sejumlah saksi menyebut, pelaku teror dilakukan oleh seorang pria tak dikenal mengendarai motor matic.
Pelaku melempar bom rakitan tersebut secara bersamaan dan meledak mengenai teras rumah keduanya. Daya ledak bom berkategori lemah, namun di rumah Agus sempat membakar tembok depan. Sementara di rumah Njamad, purnawirawan Polri yang terakhir bertugas sebagai Kanit Sabhara Polsek Genuk Semarang tahun 1993 itu bom mengenai pot bunga dan membakar jemuran pakaian di depan rumah.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Namun demikian suasana paska pelemparan bom molotov di lokasi kejadian cukup menegangkan. Puluhan polisi menjaga ketat kawasan tersebut.
Hasil identifikasi sementara, bom terbuat dari botol berisi bensin dengan sumbu. Pelaku diduga meledakkan dengan cara membakar sumbu tersebut sebelum akhirnya dilemparkan. Peledakan bom rakitan itu mengakibatkan tembok rumah Agus hangus dan membakar sejumlah baju jemuran.
Menurut Agus, kedua pelaku diperkirakan berusia antara 20-25 tahun, berjaket dan mengenakan helm. Keduanya datang berboncengan dari arah timur. "Pelaku sempat berhenti sesaat di depan rumah saya. Saya sedang membaca buku di ruang tengah. Saya mengira, mereka adalah tamu atau tetangga yang hendak bertandang," kata Agus.
Agus terperangah, karena selang beberapa saat kemudian, dari depan rumah terdengar ledakan cukup keras. Mendengar hal itu, Agus langsung lari keluar rumah. "Saat saya keluar, api sudah membakar. Sementara kedua pelaku langsung kabur mengendarai motor ke arah barat," ungkap Agus.
Agus sempat berusaha melakukan pengejaran, namun ia terpeleset. Sementara Njamad yang rumahnya juga dilempar bom rakitan, saat kejadian, ia sedang menonton televisi di kamar. "Saya langsung bergegas keluar dan melihat apai telah menyala membakar jemuran di depan tembok. Dilihat dari bekasnya, pertama mengenai pot bunga," ujarnya.
Belum diketahui motif pelemparan bom di dua rumah itu. Petugas identifikasi Polrestabes Semarang dibantu Polsek Tembalang masih melakukan identifikasi. Sejumlah serpihan atau pecahan bom diamankan untuk diteliti. Agus dan Njamad menduga pelemparan bom merupakan teror. Keduanya mengaku tak memiliki masalah sebelumnya.
Namun dikatakan Agus, tiga hari sebelumnya, atau Minggu (2/12), sekitar pukul 02.00. Ia sempat ditendang oleh dua pria tak dikenal. "Saya naik motor ditendang hingga terjatuh. Saya dekati pelaku sempat membacok mengenai bahu. Lalu kabur," katanya.
Akibatnya, Agus mengalami luka bacok dan menjapat sejumlah jahitan di bagian kepala dan bahu. Sementara pelaku kabur. "Saya tidak tahu, apakah ada sangkut pautnya dengan kejadian itu atau bukan," ujar Agus didampingi isterinya Retno Wuninggal. Hingga tadi malam, pihak kepolisian belum bisa memberikan keterangan resmi. Petugas olah TKP mengamankan pecahan botol dan kain sumbu bom molotov, dan sisa pakaian yg terbakar di rumah Njamad di Jalan Bangau IV Nomor 57 Semarang. Kawasan tersebut dijaga ketat oleh polisi. (abm)
by: red
Tidak ada komentar:
Posting Komentar