SEMARANG- Sebuah truk
H1914BW bermuatan batu bara menghantam sebuah rumah di Jalan Abdurrahman Saleh
No 502, Semarang Barat, Rabu (5/9) pagi. Diduga, truk tersebut kelebihan
muatan, sehingga tidak mampu melewati tanjakan dan truk menggelontor hingga
menghantam rumah.
Batu Bara muatan truk terlihat berserakan di depan rumah korban |
Beruntung tidak ada korban
jiwa dalam insiden tersebut. Namun pagar dan rumah bagian depan milik Candra
Soen Soekarno, yang merupakan adik Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Jateng, hancur
berantakan akibat terhantam truk. Batu bara basah muatan truk berserakan di
depan rumah.
Kecelakaan itu terjadi sekitar
pukul 07.00. Sopir truk, Surya Wibawa mengaku tak mampu mengendalikan laju truk
yang terperosok di tanjakan itu. “Saya sudah berusaha melakukan pengereman.
Tapi tetap saja menggelontor,” katanya di lokasi kejadian.
Ia mengatakan, truk yang
dikemudikan sedang mengangkut muatan sekitar 7 ton batu bara. “Saya hendak
mengantarkan muatan dari kantor CV Muncul Jaya di Kaliwungu Kendal ke komplek
tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang Semarang,” terangnya.
Berdasarkan pantauan di
lokasi kejadian, di bak truk tersebut tertempel stiker uji kir batas maksimal
muatan truk itu sendiri 4,5 ton. Artinya kuat dugaan bila truk tersebut
kelebihan muatan. Diterangkannya, batu bara
itu sendiri adalah material pembuatan kompos di TPA Jatibarang. “Saya tidak
kuat menanjak. Padahal sudah dalam posisi perseneleng satu," ujar warga Banyuwangi
itu.
Celakanya, saat itu pula
truk yang menurut sopir sudah dilakukan pengereman itu tidak berhasil berhenti.
Justru menggelontor mundur hingga menghantam pagar dan rumah bagian depan milik
warga.
Senjumlah pengendara yang
berada di belakang truk nyaris menjadi korban. Berungtung bisa menghindar dari
amukan truk naas itu. Beberapa keterangan saksi mengatakan, saat kejadian
sempat terdengar teriakan histeris dari sejumlah warga di sekitar lokasi
kejadian. “Saya nggak tahu, tiba-tiba
terdengar suara keras "krak" dari bagian blok mesin. Kondisinya mesin
sudah mati, saya sempat menarik hand rem, tapi tetap saja tak mampu berhenti,”
katanya.
Sementara pemilik rumah
Candra mengaku, saat kejadian, tidak berada di rumah. “Saya sedang mengantarkan
anak ke sekolah. Mengetahui kabar kecelakaan ini setelah ditelepon istri,”
katanya.
Candra cukup syok melihat
rumahnya bagian depan hancur. Ia mengaku belum bisa menaksir kerugian akibat
kecelakaan itu. Namun ia memperkirakan lebih dari Rp 20 juta. Terlihat petugas Satlantas
dari Polsek Semarang Barat dan Dishubkominfo di lokasi kejadian melakukan
identifikasi dan memintai keterangan sopir dan sejumlah saksi.Insiden ini juga
menjadi tontonan warga sekitar, sehingga arus di jalur tersebut mengalami
tersendat. (Mughis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar