Ribuan Mercon Dimusnahkan Gegana


SEMARANG- Sebanyak 4000 mercon hasil penggerebekan dimusnahkan oleh tim Gegana Polda Jateng di lahan kosong di  Kawasan Industri Candi Blok V, Krapyak, Semarang Barat, Rabu (5/9) pagi.
Dua petugas Gegana Polda Jateng menyiapkan pemusnahan mercon
Mercon berbagai ukuran tersebut adalah barang bukti dari penggerebekan di sebuah home industry di daerah Tegal. Tim Gegana memusnahkan ribuan petasan itu dengan menggunakan detonator sebagai alat pemicu ledakan.

Lokasi peledakan sengaja mengambil lokasi di sebuah lahan kosong atau di tengah galian tebing. Radius 200 meter dari titik peledakan disterilkan. Namun kerasnya bunyi ledakan tetap saja mengundang perhatian warga sekitar untuk berbondong-bondong menyaksikan dari jarak jauh. Terlihat belasan petugas yang dilengkapi pakaian khusus antiledakan melakukan prosesi peledakan ribuan petasan itu.

Kasubnit Pertahanan Keamanan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum), AKBP Wisnu Wardana menjelaskan, barangbukti tersebut berupa petasan dengan jumlah total 4000 buah. Terdiri dari 12 karung berisi 60 renteng mercon yang masing-masing panjangnya sekitar 1 meter dan 2 meter, puluhan karung mercon jenis leo, dan jenis lainnya. “Kami memusnahkannya karena petasan termasuk benda berbahaya,” katanya.

Ribuan petasan tersebut disita dari sebuah rumah di Jalan Ruslani, RT 04/RW 01, Kelurahan Kemandungan, Tegal Barat, Kota Tegal.  Di rumah tersebut digunakan produksi petasan yang dipasarkan ke kota-kota di Jateng. “Kami menetapkan sebanyak 4 tersangka dalam kasus ini,” ungkap Wisnu.  

Masing-masing tersangka; Sutoto, Darmawan, Mulyadi, dan Widio. Mereka memilik peran berbeda-beda. Ada yang berperan sebagai pekerja, pemilik usaha, dan memasarkan atau menjual.

Tersangka Mulyadi yang turut dihadirkan dalam pemusnahan tersebut mengaku bahwa mercon itu diproduksi secara musiman. “Kami hanya memproduksi menjelang lebaran saja, Proses produksi juga melibatkan sejumlah karyawan warga sekitar yang jumlahnya mencapai puluhan. Bahkan hampir seluruh warga di kampung Kemandungan turun terlibat proses produksi,” katanya. (Mughis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar