Salah satu poster dibawa pengunjuk rasa |
Menurut Juru bicara Luiss Abu Bakar Ikhsan, dalam film itu, Nabi Muhammad digambarkan sebagai seorang fedofilia dan homoseks. Dengan begitu, kata dia, film itu telah menyakiti umat Islam dan tidak pantas diedarkan untuk konsumsi masyarakat umum.
“Film itu sangat mencederai dan melukai umat Islam. Kita menilai film itu merupakan bagian dari skenario Barat yang terus melakukan fitnah dan mendiskreditkan Islam. Wajib bagi kita untuk menolak film tersebut,” tegasnya.
Ia juga melanjutkan Luiss menuntut pemerintah Indonesia untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan pemerintah Amerika Serikat dan Israel. “(Gerakan) ini bisa menjadi awal kebangkitan umat Islam di dunia. Umat Islam sekarang sudah pandai dan cerdas. Kita akan bersatu dan melawan Amerika dan Zionis Israel,” katanya.
Dalam aksinya, mereka membawa sejumlah bendera organisasi dan bendera Palestina. Selain itu, mereka juga membawa poster yang bertuliskan siap membela Nabi Muhammad dan menginjak-injak bendera Amerika Serikat dan Israel. Bahkan, ada pula poster yang bergambarkan Presiden Amerika Serikat Barak Obama dengan rupa seperti iblis.
Sebelumnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD Jateng juga meminta pemerintah untuk mem-black list tayangan film kontroversial tersebut. Ketua bidang Komunikasi DPP PPP Muhammad Arwani Thomafi menilai pemerintah pusat layak melakukan diplomasi terkait kontroversi film tersebut dengan pihak terkait, termasuk meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika. Dengan begitu, pihak kementerian pun segera memblokir peredaran film tersebut melalui situs internet youtube.
“Akibat tayangan film yang mendiskreditkan Islam tersebut, telah membuat tragedi kemanusian dan politik di Libia sehingga mengakibatkan tewasnya Duta Besar Amerika Serikat di Libia dan tiga orang staf kedutaan lainnya,” katanya.
Untuk itu, ia berharap, masyarakat muslim di Indonesia tidak mudah terprovokasi saat merespons peredaran film tersebut. Terlebih, melakukan tindakan di luar koridor hukum.
“Kami yakin, muslim di Indonesia yang dikenal moderat dapat menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang justru kontraproduktif bagi Islam di Indonesia,” harapnya. (Novian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar