Lima Siswa SMK Texmaco Dilaporkan Polisi
SEMARANG- Sedikitnya lima siswa SMK Texmaco yang belum diketahui identitasnya, dilaporkan di Mapolrestabes Semarang, Senin (27/8) siang. Mereka dipolisikan karena terlibat aksi pengeroyokan terhadap pelajar SMK Texmaco Muhamad Sarif (16), warga Tegalsari RT 05/RW 11 Tambak Aji Ngaliyan.
Sarif mengalami luka memar di sejumlah bagian di tubuhnya. Di antaranya di pipi kanan-kiri akibat pukulan tangan kosong dan dahi kiri mengalami luka benjut akibat dikepruk menggunakan batu bata merah.
Bentrok antar siswa tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 di areal SMK Texmaco yang beralamat di Jalan Raya Mangkang. "Saat itu, suasana di areal sekolah ramai berdesak-desakan karena memang sedang pulang sekolah. Kami berebut jalan untuk keluar," kata Sarif ditemani ayahnya, Sholikin (46) saat melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang.
Dalam suasana ricuh itu, lanjut Sarif, tiba-tiba rombongan terlapor menyenggol korban mengenai dada. Spontan, saat itu juga korban mengucapkan kata makian "Asu". Terlontarnya nama binatang tersebut ternyata memantik amarah terlapor.
"Saya ditarik dan diajak ke sebuah warung di depan sekolah. Di situ saya sudah meminta maaf, tapi mereka tidak mau. Kemudian saya dibawa keluar warung, satu di antaranya langsung memukul menggunakan tangan kosong," ujar siswa kelas 1 jurusan Kendaraan Ringan 2 ini.
Karena diserang bertubi-tubi, Sarif berusaha menangkis dan balik menyerang, sehingga terlapor terdesak. Akan tetapi, kawanan terlapor datang dan langsung melakukan pengeroyokan. "Saya ditendang, dipukul dan diinjak-injak. Tidak hanya itu, mereka memukulkan batu bata merah hingga mengenai dahi kiri saya," ungkap siswa yang baru 3 bulan menjadi siswa SMK Texmaco itu.
Sarif mengaku tak mengenal identitas para pelaku. Namun ia memastikan, lima orang pelaku merupakan siswa kelas 2 SMK Texmaco, yang tak lain adalah kakak kelasnya sendiri.
Ditemani orang tuanya, Sarif telah berusaha melaporkan ke pihak sekolah untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun pihak sekolah seperti telah putus asa menangani siswa-siswa yang dikenal nakal tersebut. Sehingga justru menyarankan korban untuk melaporkan ke kepolisian. "Pihak sekolah menyarankan untuk lapor polisi, biar dapat pelajaran," katanya.
Akhirnya, berbekal surat keterangan dari RS Tugu, korban ditemani ayahnya melaporkan kepada pihak yang berwajib. Hingga saat ini, kasus pengeroyokan ini masih diselidiki oleh tim Polrestabes dengan mengacu pada UU Perlindungan Anak. (Abdul Mughis)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar