Oleh: Akhmad Baihaqi Arsyad
Pembangunan jalan tol Semarang-Solo diproyeksi akan banyak berdampak positif terhadap sejumlah potensi wisata yang berada di dekat jalur bebas hambatan ini.
Salah satu tempat wisata itu adalah Mata Air Senjoyo. Mata air atau
sendang ini secara administratif terletak di Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Kawasan ini sangat berpeluang untuk menarik hati khalayak ramai.
Lokasi ini sebenarnya banyak menyimpan potensi wisata yang begitu memikat, tak sekadar sumber mata air melimpah. Sayang, potensi-potensi itu tampaknya belum banyak tergali.
Secara spesifik jalan tol ini akan melalui enam wilayah administratif kabupaten/kota. Di antaranya; Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Boyolali, Karanganyar, dan Kabupaten Sukoharjo. Sudah dapat dipastikan sektor industri dan pariwisata akan terkena dampak positif yang berupa keuntungan ekonomi.
Tak hanya itu, kemungkinan percepatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan juga dapat terjadi, seiring meningkatnya denyut ekonomi di masing-masing wilayah yang dilalui.
Penyebab yang paling utama adalah jalur tol ini memiliki 7 pintu gerbang masuk. Di antara ketujuh gerbang adalah di Salatiga, tepatnya di Tingkir. Otomatis Senjoyo yang secara geografis berada sekitar lima kilometer ke arah timur Kota Salatiga tepatnya di Tingkir bakal menjadi tempat wisata yang ramai pengunjung setelah pembangunan jalan tol ini selesai.
Secara administratif Senjoyo ikut wilayah Kabupaten Semarang, namun lokasi geografisnya sangat dekat dengan Kota Salatiga. Hal ini akan memberikan peluang emas bagi keduanya jika mampu memanfaatkan Senjoyo secara maksimal. Misalnya, Senjoyo ditambahkan arena bermain anak-anak, out bond dan tempat rekreasi sehingga peminatnya bisa dari semua kalangan.
Hasil pemasukan tempat rekreasi dikelola Kabupaten Semarang.
Sedangkan penduduk Salatiga dapat memanfaatkan jalan masuk menuju lokasi wisata. Misalnya; memanfaatkan lahan sekitar Senjoyo untuk pusat lokasi jajanan, oleh-oleh dan restoran khas Salatiga. Sekarang banyak dibuka restoran-restoran di sepanjang jalan Tingkir-Suruh yang sekilas tampak seperti bangunan dengan atap jerami dan lantai bambu khas Salatiga, restoran dengan suasana kampung.
Sebelum ada pembangunan jalan tol ini pun sebenarnya Senjoyo sudah sering dijadikan sebagai tempat wisata walau pengunjungnya hanya masyarakat sekitar. Dengan adanya jalan tol ini, Senjoyo akan menjadi salah satu ikon Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. Jika diamati Senjoyo berada tepat di tengah-tengah Kota Solo dan Kabupaten Semarang yang jaraknya masing-masing sekitar 35 kilometer.
Lokasinya pun mudah dijangkau oleh khalayak untuk sekadar berkunjung ke tempat ini.
Rasa Memiliki
Senjoyo tak bisa lepas dengan cerita rakyat Joko Tingkir. Konon, air sendang yang biasanya tenang tiba-tiba menyembur deras. Jika dibiarkan bisa terjadi banjir. Akhirnya Joko Tingkir memotong rambut gondrongnya untuk menyaring mata air sendang hingga air mengucur bening sampai hari ini. Sedang nama Senjoyo atau Sanjaya, berasal dari kata Panembahan Senopati Senjaya atau Sobrah Jaya, nama lain dari Joko Tingkir. Singkat cerita rakyat tentang Senjoyo dan Joko Tingkir.
Di Senjoyo terdapat tujuh tuk (mata air) yang dianggap penting oleh masyarakat, yakni Sendang Slamet, Sendang Bandung, Sendang Teguh, Sendang Lanang, Sendang Putri, Tuk Sewu, dan Umbul Senjoyo. Ketujuh sendang tersebut airnya selalu bersih dan jernih.
Kini beberapa pihak telah memanfaatkan air sendang untuk kepentingan minum dan industri. Banyak terpasang pipa besi dari PDAM Pemkot Salatiga, PDAM Kabupaten Semarang, serta sebuah instansi militer. Selain itu ada pula perusahaan tekstil PT Damatex yang mengambil air untuk keperluan industri.
Dulunya Senjoyo dikenal sebagai tempat yang sangat kaya dengan air, juga berhawa sejuk dan bersih. Namun sekarang, meski airnya masih melimpah, debitnya sudah tak seperti dulu lagi. Ditambah dengan sampah yang mengotori tempat tersebut. Coba saja kita tengok dasar sendang yang bening itu. Kini banyak terlihat beragam bungkus sabun mandi, plastik kemasan detergen, sachet shampo, dan sesuatu berjenis sampah di dasar Sendang.
Ini tak lain karena ulah pemiliknya sendiri yaitu masyarakat sekitar. Sangat memprihatinkan, kotoran-kotoran tersebut tanpa disadari akan mencemari dan mengurangi nilai estetik Senjoyo. Kebiasaan masyarakat yang berdampak negatif ini harus segera dihilangkan.
Rasa memiliki yang lebih diharapkan muncul dalam diri masyarakat sekitar Senjoyo seiring pembangunan jalan tol ini. Supaya tempat ini betul-betul menjadi tempat wisata yang mencerminkan Kota Salatiga.
Dan dalam waktu dekat ini sebaiknya Pemerintah Kota Salatiga, Kabupaten Semarang dan juga masyarakat sekitar Senjoyo mengindahkan Sapta Pesona dan mengadakan kegiatan peduli lingkungan agar Senjoyo tetap terjaga keindahan dan keasriannya.
______________________________
Akhmad Baihaqi Arsyad, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Warga Desa Sruwen, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
Wah ini tempat emang keren banget dah , rekomendasi buat liburan cepat .
BalasHapusCocok banget buat bersantai bersama keluarga :)
BalasHapusthank you visite my blog Bingobiru.com
BalasHapus