Satpam Disekap, 10 Perampok Pulang Tangan Kosong
SEMARANG- Sekitar 10 perampok bersenjata tajam menyatroni rektorat Politeknik Kesehatan (Poltekkes) yang beralamat di Jalan Tirto Agung, Banyumanik, Senin (16/7) dinihari.
Perampok hanya berhasil menyekap dua penjaga malam dan mengobrak-abrik seluruh isi ruangan rektorat. Namun kawanan perampok harus pulang dengan tangan kosong. Sebab, brangkas yang dibobol tidak ada uangnya.
Perampokan kali ini merupakan yang kedua kalinya dalam dekade belakangan ini. Sebelumnya, aksi perampokan terjadi di kantor BP3TKI pada Senin 25 Juni lalu, belum terungkap.
Informasi yang dihimpun, pelaku beraksi pada Senin (16/7) sekitar pukul 03.30. Berdasarkan jejak yang ditinggalkan, kawanan perampok ini mempunyai modus yang sama dengan perampokan di BP3TKI. Sekitar 10 pelaku beraksi menggunakan senjata tajam dan berhasil menyekap dua petugas keamanan dengan menggunakan lakban.
Dua penjaga yang dilumpuhkan masing-masing Sujani (55), warga Genda D RT 03/RW 03 Pedalangan, Banyumanik dan Tumino (40), Gunungkidul, Jogjakarta. Tumino mengalami luka bacok di kepala dan punggung dan harus dilarikan ke RS Banyumanik.
Tidak hanya itu, seorang tukang sayur bernama Suwardi (56), warga Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik juga menjadi korban penyekapan oleh kawanan perampok bersajam tersebut.
Aksi perampokan bermula saat dua petugas keamanan Tumino dan Sujani sedang berjaga di pos yang terletak di depan areal gedung kampus. “Kami berdua usai patroli keliling di sekitar kampus. Karena malam itu usai ada kegiatan kampus hingga larut,” kata Sujani di lokasi kejadian.
Diduga, pelaku masuk melalui belakang kampus atau dekat jalan tol Tembalang.
Usai patroli keliling, kedua penjaga tersebut langsung istirahat di dalam pos sembari menonton televisi. “Kami kaget, tiba-tiba kami langsung didatangi sekitar 10 pria tak dikenal dengan membawa senjata tajam. Kami diacungi linggis,” ungkap Sujani.
Tentu saja, hal itu membuat kedua penjaga keamanan tak berkutik. ”Kami diancam akan dibunuh. Tumino sempat melakukan perlawanan, salah seorang pelaku pun langsung membacoknya. Kami disekap menggunakan lakban di tempat terpisah,” kata penjaga keamanan yang bekerja sejak 2001 itu.
Berhasil melumpuhkan dua penjaga keamanan tersebut, kawanan pelaku bergegas masuk ke dalam ruangan rektorat A (berjarak sekitar 50 meter dari pos jaga). Mereka masuk dengan mencongkel jendela bagian belakang kampus.
Pada saatr bersamaan, datanglah seorang tukang sayur Suwardi. Ia hendak mengantarkan sayuran di kantin kampus setempat. Kedatangan Suwardi pun langsung direspon oleh kawanan perampok. Mereka langsung menghampiri dan menghajar Suwardi. “Beberapa orang mengeroyok dan sempat menghantam menggunakan linggis. Kaki saya diikat menggunakan lakban lalu diseret hingga pinggir sungai,” kata Suwardi saat ditemui di RS Banyumanik.
Dikatakan Suwardi, logat bahasa yang digunakan kawanan pelaku menggunakan bahasa Indonesia. Secara fisik, masing-masing pelaku berbadan kekar. “Saya sendiri diselamatkan oleh Muslimin (salah seorang pegawai di kampus setempat), sekitar pukul 05.00,” imbuh tukang sayur itu.
Tak lama setelah dilaporkan, sejumlah petugas dari Polsek Banyumanik dan Polrestabes Semarang datang ke lokasi kejadian. Hasil identifikasi menyebutkan, kawanan pelaku tidak berhasil membawa kabur uang sepeserpun. Pelaku telah membobol brankas yang terletak di ruang rektorat, namun brankas tersebut tidak ada isinya.
Kapolsek Banyumanik Kompol Mulyawati Syam mengatakan, kawanan perampok diduga sudah mengetahui seluk beluk kampus tersebut. Mereka mengetahui bila di dalam ruangan itu terpasang kamera CCTV. “Lima dari delapan pelaku yang terekam CCTV menutupi wajahnya dengan koran. Di antara yang lain mengenakan topi. Jadi kami sulit mengenali,” kata Kapolsek.
Mengenai apakah ada keterkaitan dengan aksi perampokan yang terjadi di kantor BP3TKI? Mulyawati mengatakan, belum bisa memastikan. Namun dilihat dari motof dan jejak yang ditinggalkan, ada kemiripan, “Tapi kami belum berani menyimpulkan,” pungkas Mulyawati. (G-15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar