SEMARANG- Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jateng Kombes Naufal M Yahya mengimbau kepada pemudik lebaran 2012. Idealnya, perjalanan 4 jam, istirahat 15 menit.
"Daya tahan mengemudi secara normal maksimal 4 jam, butuh istirahat sekitar 15 menit untuk meregangkan otot," kata Naufal, Minggu (22/7).
Jika lebih 4 jam dipaksakan, akan menyebabkan konsentrasi menurun. Tentu saja hal itu rentan terjadi kecelakaan. Tinggat terjadinya kecelakaan, tahun kemarin mengalami peningkatan drastis dibanding arus mudik dan balik di Jateng pada 2010-2011 lalu. "Persentase kenaikan laka lantas mencapai 259,5 persen, dengan persentase kenaikan jumlah korban meninggal sebanyak 81 persen," terang Dirlantas.
Diterangkan, kecelakaan lalu lintas selama arus mudik dan balik pada 2010 tercatat 267 kejadian. Korban meninggal sebanyak 38 orang. Luka berat 78 orang dan korban luka ringan berjumlah 285 orang. "Sementara tahun 2011, terhitung 23 Agustus hingga 7 September. Tercatat 959 kasus kecelakaan, 69 di antaranya meninggal dunia. 203 orang luka berat dan 1.202 orang luka ringan," katanya.
Dengan demikian, tingkat kejadian kecelakaan pada tahun 2011 meningkat tajam dibanding tahun 2011. "Kerugian materiil selama arus mudik dan balik 2010 mencapai Rp 463.550.000, sedangkan pada arus mudik dan balik 2011 kerugian materiil mencapai Rp1.463.665.300," katanya.
Beberapa pemicu kecelakaan, di antaranya disebabkan faktor pengemudi, kendaraan ataupun kondisi medan jalan. "Beberapa di antaranya disebabkan karena overloading muatan. Pelanggaran terhadap rambu lalu lintas juga masih terlihat.
Beberapa titik rawan kecelakaan di Jateng telah diberi rambu-rambu. Di antaranya kondisi jalan menanjak dan sejumlah tikungan tajam. "Kami terus melakukan upaya pembenahan melalui pemasangan rambu-rambu. Termasuk pendataan kecelakaan lalu lintas dengan Integrated Road Safety Management (IRMS)," katanya.
Melalui sistem tersebut, kepolisian bisa melakukan pengelolaan informasi kecelakaan yang menggambarkan secara detail, baik lokasi maupun karakteristik kecelakaan.
"Kami membutuhkan data yang akurat. Baik pendataan korban meninggal dunia atau luka berat, hingga menelusuri faktor–faktor penyebab kecelakaan. Baik yang disebabkan oleh manusia, kendaraan, maupun kondisi jalan," katanya.
Terpisah, Kepala Unit Perhubungan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Jawa Tengah, Imam Santosa, mengatakan pihaknya terus melakukan berbagai upaya keselamatan jalan.
"Mulai dari cek fisik angkutan umum, memeriksa kesehatan pengemudi maupun penumpang, hingga melakukan test urine kepada awak bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), apakah menggunakan doping atau tidak, seperti yang kami lakukan pekan lalu di Terminal Terboyo," jelasnya. (G-15)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar