Blogger Widgets

Awas, Setiap Beraksi Mengalungkan Celurit di Leher

Diposting Unknown jam 18.42
Awas, Setiap Beraksi Mengalungkan Celurit di Leher

SEMARANG BARAT- Tim Reskrim Kepolisian Sektor Semarang Barat menangkap dua pelaku penodongan dengan menggunakan senjata tajam mirip celurit. Untuk menakut-nakuti korbannya, pelaku selalu mengalungkan celurit di leher para korbannya.

"Sasaran utamanya adalah para remaja yang sedang pacaran di tempat sepi," kata Kapolrestabes Kombes Elan Subilan di Polsek Semarang Barat, Kamis (7/6).



Sedikitnya, kawanan ini telah beraksi di 5 tempat kejadian perkara di Semarang dan sekitarnya. Di antaranya Salatiga, Ungaran, Marina (2 kali) dan Kampung Laut. Kedua tersangka masing-masing; Miko Panji Kurniawan (19), warga Jalan Dworowati I RT 01/RW 09 Kelurahan Krobokan Kecamatan Semarang Barat dan Tito Pratama Putra (17) warga Jalan Karangsawo RT 01/RW 02 Kelurahan Bongsari Kecamatan Semarang Barat.

"Modusnya, mereka berputar-putar mencari para korban di tempat sepi. Kemudian mendatangi dan meminta barang-barang berharga milik para korban. Untuk menakut-nakuti para korban, mereka menodongkan senjata tajam jenis sabit atau celurit," katanya.

Beraksi terakhir pada Rabu (6/6), sekira pukul 19.45 di depan SMP/SMA Kristra Mitra Kelurahan Tawangsari , Semarang Barat. Mereka menyatroni korban Sekar Pandansari (16), warga Jalan Jodi Pati Barat No 54 RT 06/RW 12 Kelurahan Krobokan, Semarang Barat.

Saat itu, sekira pukul 19.45, korban bersama temannya, Fitri Utami. Keduanya sedang duduk di lokasi kejadian, kemudian dua tersangka kemudian menyambangi dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Vega Nopol H 6005 ZG. Takut karena ditodong celurit, sebuah handpone merk Cross milik korban diserahkan kepada tersangka dan dibawa kabur ke arah Jalan Arteri Yos Sudarso.

"Beberapa saat setelah dilaporkan, tim kepolisian melakukan pengejaran hingga akhirnya berhasil menangkapnya di sebuah rumah di daerah Karangsawo tanpa perlawanan," tambah Kapolrestabes didampingi Kapolsek Semarang Barat Kompol Dony Suharjo.

Tersangka Miko Panji Kurniawan mengaku melakukan perampasan karena terdesak biaya hidup. "Saya tidak punya uang, rencana uang hasil rampasan akan saya gunakan membeli susu untuk anak," ujar ayah satu anak ini.

Pria yang kesehariannya bekerja sebagai sopir travel pocokan ini saat beraksi mengajak adik sepupunya Tito. "Semalam itu, saya beraksi tiga kali. Tapi dua TKP sebelumnya tidak berhasil, yang ketiga tertangkap. Kalau seluruhnya, saya baru beraksi sebanyak 5 kali. Total uang yang saya dapatkan hanya Rp 250 ribu," katanya yang setiap kali beraksi selalu menodongkan celurit ke leher dan perut para korbannya.

Namun ia mengaku belum pernah sekalipun melukai para korbannya. "Senjata itu hanya untuk menakut-nakuti saja," katanya.

Sementara Tito mengaku hanya berperan sebagai driver. "Saya mau diajak karena kasihan melihat saudara saya sedang butuh uang," ujar remaja yang baru saja lulus UAN di sebuah SMK di Semarang ini. (abm)
 

Korupsi


Siapa lagi? »

Peristiwa


Arsip Peristiwa »

Berita


Arsip Berita »

Modus


Arsip Modus »

Jeng-jeng


Arsip Jeng-jeng »

Kasus


Arsip Kasus »

Horor Kota


Arsip Horor Kota »

Kriminal


Arsip Kriminal »

Tradisi Budaya


Selanjutnya »

Politik Itu Kejam


Simak Selanjutnya? »

Komunitas Pembaca


*) Tulis peristiwa di sekitar Anda, kirimkan ke email redaksi kami: singautara79@gmail.com

Citizen Journalism


Siapa lagi yang nulis? »

Wong Kene


Arsip Wong Kene »