Junk Art, Seni Daur Ulang Limbah Sampah

Junk Art, Seni Daur Ulang Limbah Sampah

SAMPAH, barangkali dianggap barang yang paling menyebalkan bagi manusia. Keberadaannya seringkali dicampakkan dan tidak diperhatikan oleh manusia. Tapi, percayakah Anda bila ternyata setumpuk sampah bisa menjadi karya seni yang indah dan menakjubkan di tangan orang yang bertalenta seni.



Kristian Eddy Wibowo ini misalnya. Dia mempunyai hoby unik, berbagai limbah sampah bisa disulap menjadi sesuatu yang bersifat indah. Mulai barang-barang kelontong, kaleng, plastik bekas, kayu sisa bangunan, dan segala barang yang dikatakan sampah, justru ia menyukainya. Terakhir ia menyelesaikan sebuah keranjang sampah artistiknya.

Bahkan sampah-sampah tersebut di tangannya berubah fungsi. Bukan tidak mungkin, sampah pun berubah menjadi barang istimewa. “Saya sangat suka mengumpulkan barang-barang bekas. Barang yang dikategorikan orang-orang sebagai sampah. Orang-orang kadang jijik melihat sampah, sementara saya justru “tergila-gila” kepada sampah. Alasannya ya senang aja, siapa tahu bisa menjadi barang baru, tentunya dengan fungsi baru pula,” papar pria jebolan Teknik Mesin, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini, enteng.

Barang dikatakan bekas, menurut dia, jika barang tersebut sudah kotor, tidak dipakai dan jika dibiarkan menjadi lingkungan tidak sehat. “Namun ternyata jika diotak-atik sedikit saja, dengan sentuhan “cinta”, barang bekas pun berubah fungsi,” kata pria kelahiran Semarang 7 Desember 1984 ini, belum lama ini.

Karya seni ini ia kenal dengan sebutan Junk Art. Sebuah kreasi seni daur ulang sampah. Lanjutnya, andai saja setiap orang mencintai sampah tentu lingkungan menjadi sehat. Sebab, kotoran itu adalah akibat ulah mahkluk hidup di dunia yang tidak bertanggungjawab terhadap lingkungannya, termasuk kebanyakan manusia pada umumnya.

Baginya, membersihkan sampah adalah aktivitas orang yang mampu menggunakan akal dan pikiran sehatnya. “Latihannya gampang, paling utama tanggap terhadap sampah di lingkungan sekitar kita. Puntung rokok, plastik atau apa saja, perlu kita sentuh dengan cinta. Barang-barang bekas itu bisa menghasilkan keindahan yang tak ternilai dengan uang,” katanya.

Untuk membuat satu buah hasil karya seni sampah, ia membutuhkan kurang lebih 4 jam. “Kayu yang saya pakai ini adalah kayu bekas kotak paket, saya haluskan dan ditambah sedikit kawat kemudian saya buat jadi keranjang sampah,” ujar pria yang mengaku tidak suka nge-mal ini.

Dengan sentuhan tangan kreatif, barang-barang tak terpakai ‘disulap’ menjadi barang bernilai seni. Ia sendiri pun awalnya tidak menyangka jika ternyata sampah-sampah itu menjadi barang istimewa. Di antara karyanya pigura asimetris dari serat kayu, rak buku dari botol bekas air mineral, hingga lampu hias berbahan batok kelapa dan masih banyak lagi.

Kepedulian terhadap lingkungan pun tersampaikan melalui recycle sampah-sampah di sekitar kita. “Meski mengarah pada Junk art, namun kami pun mengaplikasikan beberapa karya seni kami ke dalam media lain, seperti painting, drawing, plush doll, story and soundtrack dengan visualisasi cita rasa pop,” pungkasnya. (Abdul Mughis)