Geng Motor The Bokong Dibubarkan
SEMARANG- Dikhawatirkan menjadi bumerang bagi generasi muda di Kota Semarang, komunitas geng motor bernama “The Bokong” telah resmi dibubarkan oleh Polrestabes bekerja sama dengan Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) dan pemuda Pancasila, kemarin.
Komunitas remaja bermotor tersebut dikhawatirkan menjadi embrio hingga tumbuh besar di Semarang. Sebab, belakangan, tindakan yang ditunjukkan perkumpulan motor ini mengarah kepada tindakan kriminalitas. Secara simbolis, orang tua salah satu tersangka “The Bokong”, M Rofiq, warga Karanggawang Barat RT 10/RW 14 Tandang, Tembalang didampingi Ketua RW Silas Subarjo, resmi menyerahkan puluhan seragam kaos lengan panjang warna hitam bertulis “The Bokong” kepada Kapolrestabes. “Kami telah resmi membubarkan ‘The Bokong’,” kata Kapolrestabes kombes Elan Subilan, saat serahterima di halaman Mapolrestabes, Jum’at (11/5).
Menurut Elan, kepolisian tidak melarang masyarakat untuk berorganisasi. Namun demikian, organisasi tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga sudah semestinya generasi muda bertindak positif dan kreatif. “Di Semarang tidak ada geng motor. Namun perkumpulan remaja semacam ini dikhawatirkan menjadi besar dan mengancam ketertiban dan keamanan di Kota Semarang,” tambah Kapolrestabes.
Elan menyarankan, sudah saatnya generasi muda mengembangkan prinsip interpreneurship. “Bisa saja para remaja ini melakukan aktivitas positif dengan berwiraswasta misalnya,” imbuh Elan.
Ketua Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Adhi Siswanto Wisnu mengatakan, kerjasama ini merupakan pernyataan sikap atas perkembangan mental remaja di Kota Semarang yang jika dibiarkan bisa mengancam masa depan generasi muda. “Maka kami dari LCKI, Pemuda Pancasila bersama Komunitas Otomotif Kota Semarang bekerjasama dengan kepolisian berkomitmen untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Kota Semarang agar tetap kondusif,” kata Wisnu.
Hal ini sesuai dengan misi LCKI dalam mencegah kekerasan atau tindak kejahatan yang terjadi di Kota Semarang. Terlebih di tengah maraknya aksi geng motor yang belakangan menyeruak di kota-kota lain, lanjutnya, agar tidak berkembang di kota Semarang. “Itu merupakan tekad kami yang harus diwujudkan bersama. Kita mesti bersatu, menolak berbagai aksi kekerasan dan kejahatan di Kota Semarang yang kita cintai ini,” katanya.
Tindak lanjut pembinaan tersebut, lanjut Wisnu, akan diagendakan event drag race yang dilaksanakan seminggu sekali. Sebagai puncak acara digelar perhelatan cantik oleh Lumpia Ekstrim dengan atraksi Freestyle yang memukau sekitar 500 penonton. Ratusan anggota Club Motor tersebut kemudian melanjutkan pawai mengelilingi Kota Semarang. (abm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar