Dua Pelajar Korban Perampasan Motor
SIMPANGLIMA- Aksi brandal jalanan di Kota Semarang benar-benar kian meresahkan masyarakat. Bahkan saat waktu memasuki malam seakan muncul was-was apabila kita menjadi korban brandal jalanan. Dua pelajar di tempat berbeda ini juga menjadi kebrutalan penjahat. Mereka harus merelakan sepeda motornya dirampas oleh brandal jalanan.
Masing-masing korban adalah siswa SMA Gantoko Purbojanti (17), warga Plamongan Indah, Pedurungan Kidul, Pedurungan dan siswi SMP, Asmaraya Widio (16). Selain motor dirampas, korban juga dihajar oleh pelaku. Perampasan sebelumnya juga menimpa pelajar bernama Rico Adriamo (16), warga Jalan Sadewa 93 RT 06/ RW 04 Pindrikan Lor, Semarang. Selain motor Honda NF Nopol H-6880-KF miliknya dirampas, Rico juga dibacok menggunakan senjata tajam. Beruntung nyawa para korban tidak sampai melayang.
Gantako melaporkan kepada polisi, ia kehilangan Honda Supra 125 H 4272 EF. “Kejadiannya sekira pukul 18.15, bersama teman Asmaraya berboncengan melintas di bundaraan pertigaan Jalan Tri Lomba Juang Jalan Pandanaran,” katanya di Mapolrestabes.
Tanpa sengaja, sepeda motor korban menyenggol kendaraan milik pelaku, sehingga hal itu membuat oleng. “Kami sama-sama terjatuh. Saya sendiri hingga tertimpa sepeda motor,” tambahnya.
Pelaku yang mengendarai Yamaha Mio tersebut kemudian bangkit berdiri. Ia langsung menghampiri dan melakukan pemukulan. “Saya dipukul dua kali,” tambahnya.
Selanjutnya, Gantoko dan Widio diajak paksa oleh pelaku ke kantor sebuah lembaga pembiayaan Multindo Auto Finance di Jalan Pandanaran yang tak jauh dari tempat kejadian. “Pria itu kemudian meminta motor berikut STNK-nya, secara paksa,” tambahnya.
Setelah merampas sepeda motor, pelaku memberikan sebuah kartu nama. Di kartu nama tersebut tertulis kop perusahaan PT Multindo Autofinance dan sebuah nama Rizal Fachlevi dengan jabatan Finance Supervisor. “Ayah saya lalu menelpon perusahaan itu dan mencari tahu identitas yang tertera dalam kartu nama tersebut, dan katanya pelaku itu seorang debt collector. Padahal, sepeda motor saya itu tidak ada kaitannya dengan kredit di perusahaan milik pelaku,” tambah Gantako.
Berbeda dengan perampasan yang menimpa Rico Adriamo sebelumnya.
Kawanan perampok beraksi pukul 20.00 di kampungan basahan samping Semarang Theater. “Dia diadang oleh tiga pria tak dikenal. Mulanya mereka pura-pura menanyakan alamat seseorang,” ujar Choiri Khudori, ayah korban, saat melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT Polrestabes), kemarin siang.
Lebih lanjut diceritakan Choiri, sebelumnya, Rico berboncengan mengendarai motor dengan temannya, sesampai I kampung Basahan. Tapi tiba-tiba korban dihentikan oleh tiga pria tersebut. Rico pun menjawab tidak mengetahui, karena memang tidak kenal dengan orang yang ia ditanyakan. "Pada saat itulah, salah seorang pelaku tiba-tiba langsung menodongkan golok. Bahkan anak saya dibacok,” ujar Choiri.
Puas membuat korbannya tak berdaya, para pelaku kemudian membawa kabur sepeda motor. "Tidak hanya itu, para perampok juga merampas dompet berisi STNK, Identitas dan sejumlah uang milik Rico. Saat kejadian, kondisinya sangat sepi, sehingga tidak ada yang dimintai tolong,” kata Choiri menambahkan.
Beberapa saat kemudian teman Rico kembali ke lokasi kejadian untuk melakukan pertolongan. Rico yang sudah bersimbah darah kemudian dibawa ke RST Wiratamtama.
Akibat luka bacok tersebut Rico mengalami luka serius di sejumlah bagian di tubuhnya. Sehingga ia harus mendapatkan perawatan secara serius. Hingga saat ini khasus tersebut menambah daftar panjang atas kasus perampokan jalanan di Kota Semarang. Padahal, kasus-kasus serupa sebelumnya banyak yang belum terungkap oleh jajaran Reskrim Polrestabes Semarang. (abm)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
maaf, saya juga menjadi korban perampasan,pelaku ada 10-15 orng, awalnya saya dengan teman2 duduk2 di jl pandanaran (depan smk 7 dan 4). saya di bacok 6 kali,namun tersangka tidak berhasil membawa pergi motor, karena saya membela diri. saya mencoba lapor polisi tapi polisi tidak menanggapi dengan serius, dan mengabaikan laporan saya. jujur sebagai korban saya sangat kecewa. karena pelaku bisa beraksi lagi dan mungkin dpr menelan korban jiwa. semoga polisi segera memberantas org@ ini
BalasHapus