Penipu Ganda Uang, Ganyang Rp 45 Juta

KASUS penipuan bermodus menggandakan uang masih saja menelan korban. Masyarakat sebaiknya jangan mudah tertipu atau tergiur oleh "dukun sakti" yang sok atraksi bisa menggandakan uang. Itu semua bohong, bahkan bisa jadi, jika Anda termakan omongan, uang bisa melayang sia-sia.


Kali ini menimpa seorang pengusaha kelapa sawit, IR Yusili Herosli (49), asal Riau, Sumatera. Gara-gara percaya omongan kawanan "orang pintar" yang bisa melipat-gandakan uang, dirinya malah justru kehilangan uang sebesar Rp 45 juta. "Sekitar pukul 10.00, saya ketemuan dengan empat pria di sebuah warung sate di kawasan Pudakpayung Banyumanik. Setelah lama ngobrol mereka mengaku bisa menggandakan uang," paparnya di Mapolrestabes, kemarin.

Korban yang ditemani oleh dua rekannya itu menjelaskan, uang milik saat ini telah digondol empat orang pria tersebut. "Dua di antaranya mengaku bernama Wijaya dan Rahmat. Merekalah yang mengaku mampu melipat-gandakan uang," kata Yusili.

Dua tersebut sebenarnya sudah dia kenal cukup lama, yakni sekitar 8 bulan lalu. "Saya diperkenalkan oleh teman bernama Budi melalui telepon. Selama itu hanya kenal dan berkomunikasi melalui ponsel saja. Jadi, sebelumnya saya belum pernah bertemu langsung," tambahnya.

Mereka secara bergantian sering menelepon, hingga akhirnya hubungan korban dengan pelaku akhirnya akrab. Begitu akrab, obrolan sampe pada membicarakan soal penggandaan uang. Mereka sempat menyakinkan bahwa mereka mempunyai saudara seorang jenderal. Bahkan dia juga menyampaikan jika mempunyai kenalanan orang perusahaan percetakan uang negara. "Karena ceritanya sangat menyakinkan, maka saya pun tergiur," katanya.

Yusili kemudian meluncur ke Semarang untuk menemui pria tersebut. Dirinya datang dari Riau bertiga bersama temannya dengan mengendarai mobil. "Semula janjiannya bertemu di depan Pombensin Pudakpayung," tambahnya.

Namun akhirnya dia dan rekannya menunggu di sebuah warung sate tak jauh dari Pombensin. Tak lama kemudian, pelaku Rahmat datang mengendarai mobil sedan Honda Acord dengan nomor polisi H 885...., bersama Wijaya. Namun Wijaya berada di dalam mobil dengan seorang sopir. Sementara Rahmat menghampirinya di warung sate. "Dia bilang Wijaya hendak mengisi bensin di Pom," ujarnya.

Korban bersama seoarang pelaku sempat ngobrol di warung sate. Namun saat sedang asyik menyantap hidangan, tiba-tiba Rahmat membawa kabur amplop berisi Rp 45 juta. "Ketika itu saya sedang menoleh, dia langsung membawa lari uang yang dibungkus amplop itu dan membonceng pengendara sepeda motor," terang Yusili.

Korban pun berusaha mengejar, namun pelaku dengan cepat melesat meninggalkan korban di warung sate. Ia berusaha mencari ke beberapa tempat. Juga menghubungi nomor telepon mereka, namun tidak berhasil. Bahkan nomor ponsel malah diketahui tidak aktif. Korbanpun kemudian melaporkan kejaduian ini ke Mapolrestabes. (abm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar