SEORANG calon tenaga kerja wanita (TKW) asal Kendal dikerjai habis-habisan oleh pria yang mengaku dukun sakti. Bagaimana tidak, selain mahkota kesuciannya direnggut, si ‘dukun’ juga melahap sejumlah uang dengan dalih akan dilipatgandakan.
Namun pelaku yang diketahui bernama Mundori (40) yang warga Boyolali itu lolos dari sergapan warga. Mundori sempat digrebek di tempat tinggalnya, di sebuah rumah bedeng di area perkebunan samping Perumahan Beringin Hill, Ngaliyan, Semarang Jalan Beringin, tadi malam.
Korban, Sugiyanti (21) mengatakan, insiden pemerkosaan itu bermula saat dirinya disarankan oleh ayahnya, Ngandani (55), untuk menemui pelaku di bedengnya. Sebab, pria tersebut dikenal ayahnya sebagai ‘orang pintar’ yang pantas dimintai doa restu.
Akhirnya pada Rabu (1/2) pagi, sekitar pukul 08.00, Sugiyanti menemui Mundori di bedengnya. "Di sana saya minta doa restu, karena saya akan pergi menjadi TKW di Taiwan agar selamat sampai tujuan," terang warga Desa Sumur Gebang Anom I, Brangsong, Kendal, ini saat ditemui di lokasi kejadian, tadi malam.
Sang ‘dukun’, pria yang kesehariannya berprofesi sebagai pemulung itu, dikenal digdaya. Penampilan fakirnya itu hanya sebuah penyamaran. Bahkan Mundori juga mengaku bisa menggandakan uang.
Dibawa ke Hotel
Setelah bertemu Mundori, Sugiyanti diajak melakukan ritual di dalam bedeng. Di bawah sengatan bau kemenyan, korban duduk bersila di belakang Mundori. Setelah itu terdengar mantra menggumam dari mulut si dukun cabul ini. "Saya pun disuruh mengikuti mantra itu. Bahkan saya diberi kembang cempaka dan disuruh mengunyah dan memakannya,"ujar istri dari Kasani (31), ini.
Entah pengaruh apa, Sugiyanti pun menjadi setengah sadar. “Yang masih bisa saya ingat, saya digandeng sambil berjalan kaki di sepanjang jalan raya dekat SMA 8, kemudian diajak naik bus ke arah Kendal," tambah Sugiyanti.
Ibu satu anak ini mengaku, saat di dalam bus, ia sempat hendak mengirim pesan pendek kepada suaminya. Namun entah mengapa, ia menurut saja saat Mundori melarangnya mengirim SMS.
Saat akhirnya tersadar, Sugiyanti berada di dalam sebuah kamar hotel di daerah Kaliwungu dalam kondisi tanpa sehelai benang pun di tubuhnya. Tentu saja ia kaget bukan kepalang. Ia mencari-cari Mundori, tetapi dukun cabul ini sudah kabur. "Saya pulang ke Brangsong melapor kepada ayah,” ungkapnya sembari tersedu.
Tentu saja kabar itu membuat Ngandani naik pitam. Seketika ia ngluruk ke rumah bedeng Mundori, ditemani anggota keluarga lain, tapi tak tampak batang hidung Mundori. Hingga malam, Ngandani tak putus asa menunggu si pria bejat itu pulang. “Sekitar pukul 20.00 ia datang dan langsung saya sergap. Nyaris saya bacok dengan celurit, namun tangan dan tubuh saya dipegangi oleh adik saya. Saat itulah, Mundori melarikan diri,” papar Ngandani.
Uang Rp 7 Juta pun Bablas
Mengetahui Mundori melarikan diri, keduanya mengejar ke arah bukit sambil berteriak. Warga sekitar pun turut mengejar. Surono, adik Ngandani, sempat memegang kaos Mundori saat kejar-kejaran ini, namun karena dia Mundori berontak dan situasi gelap, Mundori bisa meloloskan diri.
Pelaku pun hilang di kegelapan. Dua kakak beradik ini pun memutuskan kembali ke lokasi kejadian awal. Di bedeng itu, Ngandani dan Surono menemukan kuali, tempat penyimpanan uang yang digandakan. “Saya buka ada enam amplop dalam kuali itu berisi kertas,” katanya.
Tentu saja mereka terhenyak. Sebab, sebelumnya mereka berdua sempat menyerahkan amplop itu kepada Mundori, dan amplop itu berisi sejumlah uang. “Enam amplop itu sebelumnya berisi uang Rp 7 juta. Saya menitipkannya karena bilangnya mau digandakan menjadi Rp 50 juta,” ujarnya penuh sesal.
Apa boleh dikata, nasi telah berubah menjadi bubur. Ngandani hanya bisa merenungi nasib sial. Sudah putrinya digagahi, uang Rp 7 juta pun lenyap digondol pelaku. Ngandani mengenal Mundori sejak tiga bulan silam, dikenalkan oleh adiknya.
“Katanya dia bisa mengandakan uang. Ada syarat dan ritual. Di antaranya ditaruh di dalam kuali. Amplop tersebut juga dibalut kain mori. Uang Rp 7 juta bisa disulap menjadi Rp 50 juta. Hasil penggandaan bakal diketahui dalam waktu 40 hari," tuturnya.
Kapolsek Ngaliyan Kompol Slamet R mengatakan, hingga petang kemarin tim Reskrim dari Polsek Ngaliyan masih melakukan penyelidikan dan memintai keterangan sejumlah saksi. “Barang bukti berupa alas semedi, kuali, kain putih serta amplop dan kertas diamankan,” katanya. Sementara Sugianti dibawa ke RS Tugu guna mendapatkan perawatan medis. (abm)
Masyaalah .. lagi-lagi orang Kendal.. emang ya ... sesuatu begete
BalasHapusdukun beranak klo ada
BalasHapus