SEORANG siswi SMP berinisial NO (15), menjadi korban nafsu bejat dengan dipaksa melayani hasrat binal rekan laki-lakinya. Gadis bau kencur ini mengaku dicekoki miras sebelum mahkotanya direnggut oleh Bagus Nursaid, warga Cempoko Gunungpati, yang merupakan teman sekolahnya.
Kasus pemerkosaan yang menimpa siswi warga Jagalan Baru RT 05 /RW 01 Gunungpati ini terbongkar setelah korban dicecar pertanyaan oleh kedua orang tuanya. Korban pun lantas menceritakan dan mengaku jika telah tidak “gadis” lagi.
Ibu korban Sri Sumaryati (33), merasa trenyuh dan jengkel mendengar kejadian naas yang menimpa putri tercintanya itu. “Bahkan, putri saya mengaku sebelum diperkosa, dipaksa menenggak minuman keras. Setelah dalam kondisi mabuk dan tidak sadarkan diri, pelaku menggagahinya,” ungkapnya saat melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes, kemarin.
Diceritakan Sri Sumaryati, kejadian pemerkosaan itu terjadi pada Jumat 18 November 2011 sekitar pukul 21.00 di sebuah pondok dekat Lapangan bola Kandri Gunungpati. “Semula, putri saya bertemu dengan terlapor di terminal. Kemudian ia merayu putri saya dengan dalih akan diantar pulang naik sepeda motor,” papar ibu korban.
Karena memang butuh tumpangan, NO pun menyetujuinya. Namun, dalam perjalanan, ternyata terlapor mengajaknya ke sebuah gubuk. Di tempat tersebut, korban dirayu untuk ikut menikmati minuman keras. “Putri saya sempat menolak, namun terlapor memaksannya. Ya begitulah, selanjutnya setelah kondisinya mabuk, terlapor memaksa berhubungan intim layaknya suami isteri,” katanya.
Puas melampiaskan hasrat binalnya, terlapor kemudian mengantar korban pulang ke rumah. “Pelaku juga mengancam kepada anak saya agar tidak memberitahukan kejadian ini kepada orang lain,” tambah Sri, menahan kesal.
Orang tua korban curiga setelah korban tampak murung, lesu, wajahnya memerah dan setiap ditanya diam tak menjawab. Namun setelah korban dicecar pertanyaan, akhirnya mengaku. Tentu saja, cerita gadis kencur itu membuat orang tua syok berat.
Hingga saat ini, korban masih mengalami tekanan psikologis akibat kejadian itu. Dilanjutkannya, NO merasa malu untuk keluar rumah. Kasus tersebut masih ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Semarang. (abm)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
lakinya tu sejak sd sudah jadi bajingan... pantas dihukum berat...
BalasHapus