Sugihartatik (36) |
Tidak hanya dirampas, siswa kelas VIII itu juga menjadi korban pengeroyokan dengan menggunakan potongan besi. Akibatnya, korban menderita luka memar di bagian wajah, pelipis dan lengan.
"Pelakunya ada empat-lima orang. Salah satu pelaku diketahui bernama bernama Krisna (20), warga Jalan Mbatan Raya Timur, Semarang. Tiba-tiba mereka mencegat dan melakukan pengeroyokan. Satu di antaranya menggunakan potongan besi kecil," kata ibu korban Sugihartatik (36), warga Jalan Prembaen Thamrin RT 04/RW 05 Kembangsari, Semarang Tengah, saat melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, Selasa (16/10) siang.
Di hadapan petugas, Sugihartatik menceritakan, perampasan dan pengeroyokan itu terjadi pada Senin (15/10), sekitar pukul 20.00, di Jalan Mbatan Timur Raya, Semarang Tengah, tepatnya di depan warung Bu Yuni. Saat itu, Harfi bersama seorang rekannya sedang melintas berboncengan menggunakan sepeda onthel. Harfi bermaksud pulang, usai membeli makan di nasi kucing tak jauh dari lokasi kejadian.
"Tepatnya di depan warung Bu Yuni, 5 pria itu menghentikan paksa dan langsung melakukan pemukulan bersama-sama. Saya sempat diseret di dekat warung, kemudian mereka (pelaku) melakukan pemukulan menggunakan tangan kosong serta satu yang lainnya menggunakan potongan besi," Timpal Harfi yang ikut melapor di kantor polisi.
Puas mengeroyok, sepeda onthel milik Harfi diminta paksa kemudian dibawa kabur oleh kawanan pelaku. "Saya nggak punya masalah dengan orang-orang itu. Namun, saya nggak tahu kalau mereka mempunyai masalah pribadi dengan teman saya. Sebab, awalnya, mereka hendak memukul teman saya dulu, tapi mengenai saya," tambah Harfi.
Tak terima atas pengeroyokan dan perampasan tersebut, ibu korban Sugihartatik melaporkan kasus tersebut di Mapolrestabes Semarang. Dengan mengacu UU RI No 23 tahun 2002 tentang tindak pidana perlindungan anak, Sugihartatik berharap, pihak kepolisian menindaklanjuti agar pelaku ditindak sebagaimana proses hukum yang berlaku. (G-15/LSP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar