Blogger Widgets

Berapa Tahun Lagi Semarang Tenggelam?

Diposting Unknown jam 20.54

Rob (luapan air laut) sudah menjadi hal yang akrab di Kota Semarang, terutama bagi masyarakat pesisir pantai utara Semarang. Di antaranya warga di Kemijen dan Bandarharjo, Semarang Utara. Bagi warga di kawasan tersebut, rob menjadi pemandangan setiap hari.

Lu'lu Fiddariya
Hal tersebut tentunya menganggu keseharian warga, selain terus turun menurunnya ketinggian tanah di wilayah mereka, dampak lingkungan yang kurang bersih dapat menjadikan warga sekitar mudah terserang penyakit. Kendati demikian, terpaksa mereka tetap bermukim, kerena hanya satu-satunya pilihan.

Beberapa warga beralasan tak ingin pindah dikarenakan tempat tersebut sudah menjadi tempat kelahiran mereka, selain itu tak ada tempat yang dapat mereka pindahi. Dengan bergotong royong menguruk tanah setiap waktu menjadi pilihan warga untuk bertahan dari rob yang mengakibatkan terus turunnya permukaan tanah. “Kami menjadikan rob sebagai teman yang akrab, bukan menjadi musuh,” ujar salah seorang warga.

Peneliti Kelautan Universitas Diponegoro mengatakan bahwa penurunan ketinggian permukaan tanah di sekitar pesisir Semarang disebabkan beberapa hal. Salah satunya akibat berdirinya bangunan-bangunan berat di atas permukaan tanah sekitar kawasan pesisir tersebut. Hal tersebut sangat masuk akal, sebab, di kawasan Tanjung Emas Semarang tidak sedikit berdiri bangunan pabrik. Akibatnya, tanah di pesisir utara rentan mengalami penurunan. Sehingga air laut mudah pasang kemudian menjadi rob.

Jika rob telah melanda, tentu menjadikan kondisi kota tidak nyaman. Lingkungan tidak sehat, mudah terjangkit penyakit dan infrastruktur jalan mudah rusak. Tidak aneh, bila melihat kawasan Kemijen dan Bandarharjo terkesan kumuh. Padahal di kawasan tersebut terdapat sejumlah bangunan kuno di kawasan kota lama yang konon menjadi icon wisata di Kota Semarang.

Ironisnya, hingga saat ini belum terlihat upaya serius dari pihak pemerintah kota terkait persoalan itu. Rob terkesan dibiarkan berlarut-larut. Sementara warga hanya bisa bersabar melihat dengan tatapan kosong. Jika rob menjadi hal yang tidak bisa dicari solusinya, maka kita hanya bisa menghitung berapa tahun lagi Semarang akan tenggelam? (*LSP)

Oleh: Lu’lu Fiddariya   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Korupsi


Siapa lagi? »

Peristiwa


Arsip Peristiwa »

Berita


Arsip Berita »

Modus


Arsip Modus »

Jeng-jeng


Arsip Jeng-jeng »

Kasus


Arsip Kasus »

Horor Kota


Arsip Horor Kota »

Kriminal


Arsip Kriminal »

Tradisi Budaya


Selanjutnya »

Politik Itu Kejam


Simak Selanjutnya? »

Komunitas Pembaca


*) Tulis peristiwa di sekitar Anda, kirimkan ke email redaksi kami: singautara79@gmail.com

Citizen Journalism


Siapa lagi yang nulis? »

Wong Kene


Arsip Wong Kene »