Blogger Widgets

Maling Edan, Menggasak Mikrofon di 22 Mushola

Diposting Unknown jam 21.44
Maling Edan, Menggasak Mikrofon di 22 Mushola

PEDURUNGAN- Pencuri bernama Ahmad Khoirul Ghofirin (23), warga Jalan Palebon Tengah Kelurahan Palebon, Pedurungan ini memang edan. Bagaimana tidak, ia menggasak mikrofon di setiap mushola dan masjid yang ia sambangi. Sedikitnya, ia telah mencuri di 22 tempat.

Terakhir, ia beraksi di Masjid Darul Iman Kampung Sendang Indah Muktiharjo Lor, Sabtu (9/6), siang. Naas, aksinya kali ini tidak berjalan mulus. Pasalnya, ia berhasil tangkap oleh Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Muktiharjo Lor, sebelum akhirnya digelandang ke Mapolsek Genuk.



“Tiap kali beraksi, dia ikut sholat dulu di mushola yang diincar. Kemudian pura-pura tidur, saat kondisi sudah sepi, lalu dimasukkan ke dalam tas ransel yang dibawanya,” ungkap Kapolsek Genuk, Kompol Doni Setiawan, Minggu (17/6).

Jenis barang yang diambil di antaranya mikrofon, stand mikrofon, jam dinding, kabel mikrofon sepanjang 2 m dan amplifier. “Barang-barang tersebut kemudian dijual di daerah Pasar Waru, Sawah Besar,” tambah Kapolsek.

Hasil pemeriksaan yang dilakukan, tersangka termasuk pencuri spesialis mikrofon. Bahkan telah beraksi puluhan kali. “Sasarannya mushola dan masjid. Sedikitnya, ia mengaku sebanyak 22 tempat kejadian,” kata Doni.

Secara rinci, lokasi pencurian di antaranya 3 TKP di wilayah hukum Polsek Genuk, 11 TKP di wilayah Polsek Pedurungan, 6 TKP di wilayah Polres Demak dan 2 TKP masing-masing di wilayah Polsek Gayamsari dan Polsek Tembalang.

“Warga bersama kepolisian kemudian melakukan penyelidikan. Akhirnya, di tempat penjualan barang bekas di Pasar Waru, Sawah Besar, tersangka berhasil ditangkap,” terangnya.

Pelaku cukup berhati-hati dalam melakukan aksinya. Pasalnya, Khoirul tidak pernah mencuri di lokasi yang sama. “Tersangka selalu berpindah-pindah dari mushola satu ke mushola lain,” tambah Kapolsek.

Untuk Kredit Motor

Di hadapan polisi, Khoirul berdalih butuh uang untuk membayar kredit sepeda motor Honda Revo H-4859-MP miliknya. “Kreditan motor saya belum lunas. Sementara saya sudah tidak mempunyai pekerjaan lagi,” kata pria yang mengaku pernah kerja di tempat pembuatan beton itu.

Ia mengaku tidak betah bekerja di tempat kerjanya tersebut. “Cara kerjanya sangat berat, jadi saya memilih keluar saja,” ujar lulusan SMA yang mengaku mendapat gaji Rp 38 ribu perhari saat itu.

Setiap kali beraksi, ia memilih waktu siang hari, usai salat dhuhur. “Biasanya, seminggu dapat 4 lokasi. Saya menjual barang-barang tersebut Rp 10 ribuan di Pasar Waru. Sebagian untuk kredit motor, sisanya untuk biaya hidup sehari-hari,” kata calon ayah bayi 3 bulan dalam kandungan itu. (G-15)


 

Korupsi


Siapa lagi? »

Peristiwa


Arsip Peristiwa »

Berita


Arsip Berita »

Modus


Arsip Modus »

Jeng-jeng


Arsip Jeng-jeng »

Kasus


Arsip Kasus »

Horor Kota


Arsip Horor Kota »

Kriminal


Arsip Kriminal »

Tradisi Budaya


Selanjutnya »

Politik Itu Kejam


Simak Selanjutnya? »

Komunitas Pembaca


*) Tulis peristiwa di sekitar Anda, kirimkan ke email redaksi kami: singautara79@gmail.com

Citizen Journalism


Siapa lagi yang nulis? »

Wong Kene


Arsip Wong Kene »