Blogger Widgets

Dokter; Kematian Yoga Bisa Akibat Luka Dalam (3)

Diposting Unknown jam 20.32
Dokter; Kematian Yoga Bisa Akibat Luka Dalam (3)

Menurut ketarangan dari dr Tjatur yang menangani Yoga sebelum meninggal, mengatakan bahwa ada kemungkinan korban mengalami luka dalam. Entah itu luka dalam akibat terjatuh atau akibat penganiayaan. “Bisa saja akibat luka dalam,” kata dr yang praktik di Jalan Peres, Kampung Perbalan, Semarang Utara, tadi siang.

Saat korban datang di tempat prakteknya, dokter melihat kondisi korban sudah cukup parah. Pasalnya, Yoga yang datang Selasa (19/6) sekira pukul 20.30 itu dipapah oleh kedua orang tuanya, Sugiyanto dan Rodiyah.

“Saya tanya, Yoga mengeluh nyeri di bagian dada. Oke, diagnosa awal ada nyeri di dada ini akibat trauma benturan. Mohon maaf, sangat disayangkan, pihak keluarga menurut saya tidak terbuka. Pasien hanya mengaku terjatuh,” tambahnya.

Hal itu terlihat, lanjutnya, pihak keluarga menolak saat Tjatur menyarankan agar pasien segera dirawat inap di rumah sakit. “Orang tuanya bilang obat saja. Saya memeringatkan, jika dalam kurun waktu 15 sampai 30 menit kondisnya tidak berubah, saya sarankan segera dibawa ke rumah sakit. Terus terang saya kecewa sekaligus kaget setelah mendengar kabar ia meninggal,” katanya.

Menurut dokter lulusan Universitas Diponegoro itu, jika keluarga mengizinkan, harusnya dilakukan otopsi. Sementara, ibunda Yoga, Rodiyah (40), mengatakan bila anak tercintanya itu tidak mempunyai riwayat sakit. “Yoga cuma sulit disuruh makan,” katanya.

Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jateng, Kombes Pol Alex Alim Rewos, saat dikonfirmasi melalui SMS mengatakan kondisi bocah–bocah tersebut saat diserahkan ke orang tuanya dalam keadaan sehat.

Sebagaimana diketahui, bocah berumur 14 tahun, Yoga Bima Romadhon tersebut tewas misterius setelah ditangkap polisi Direktorat Polisi Perairan Polda Jateng dan Polsek Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KP3) Tanjung Emas Semarang.
Belum diketahui, apakah siswa SMP yang tinggal di Jalan Bader I/A RT 06/RW 08, Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara tersebut tewas akibat tindak penganiayaan yang dilakukan oleh oknum polisi atau dikarenakan sakit.

Yoga pada mulanya ditangkap polisi Ditpolair Polda Jateng di Jalan Arteri Yos Sudarso, tepatnya di depan gapura Gang Kampung Bandarharjo pada Selasa (19/6) sekitar pukul 12.00. Penangkapann itu berdasar atas tindak pemalakan yang diduga dilakukan oleh Yoga bersama lima kawannya.

Namun dalam penangkapan itu, petugas polisi Ditpolair menangkap 5 bocah, yakni Soni (14), Arfian (14), Slamet (14), Fajar (14) dan Yoga. Sementara 1 bocah lagi berhasil kabur. Tak lama kemudian, kelima bocah tersebut digelandang ke markas Ditpolair di Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas. Kurang lebih selama 3 jam, mereka diinterogasi di markas Ditpolair. Sekitar pukul 15.00, oleh petugas Ditpolair, kelimanya diserahkan ke Polsek KP3.

Setelah beberapa saat diperiksa di Polsek KP3, kelima bocah itu dilepaskan karena tidak terbukti melakukan tindak pemalakan. Kelimanya pulang dijemput oleh orang tuanya masing-masing. Namun entah karena apa, Yoga meninggal dunia di rumahnya pada Rabu (20/6), sekira pukul 00.00.

"Penangkapan itu dilakukan oleh anggota dari Ditpolair. Sebenarnya ada 6 anak sebelumnya. Namun satu di antaranya melarikan diri. Kami melepaskannya karena memang mereka tidak terbukti melakukan pemalakan. Diduga, pelakunya yang melarikan diri itu," kata Kapolsek KP3, AKP Sugiyatmo SIK, saat ditemui di kantornya. (abm)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Korupsi


Siapa lagi? »

Peristiwa


Arsip Peristiwa »

Berita


Arsip Berita »

Modus


Arsip Modus »

Jeng-jeng


Arsip Jeng-jeng »

Kasus


Arsip Kasus »

Horor Kota


Arsip Horor Kota »

Kriminal


Arsip Kriminal »

Tradisi Budaya


Selanjutnya »

Politik Itu Kejam


Simak Selanjutnya? »

Komunitas Pembaca


*) Tulis peristiwa di sekitar Anda, kirimkan ke email redaksi kami: singautara79@gmail.com

Citizen Journalism


Siapa lagi yang nulis? »

Wong Kene


Arsip Wong Kene »