Kapolrestabes Semarang Kombes Elan Subilan (kanan) turun langsung di lokasi kejadian |
Diduga, Nur Cahyono menjadi korban salah sasaran. Informasi yang dihimpun, insiden maut itu terjadi pukul 13.30, tiga preman tersebut menyambangi rumah korban.
Cahyono sendiri saat itu usai pulang bekerja tak bisa berbuat apa-apa, beberapa pelaku langsung mengamuk dengan membacokkan samurai dan celurit di bagian perut dan leher korban.
Saksi mata Sangaji Utomo (17) mengatakan, ia melihat kakak kandungnya itu telah tersungkur bersimbah darah. "Saya langsung mengambil dan melemparkan batu batako ke arah pelaku. Mereka kemudian lari meninggalkan lokasi," katanya.
Utomo mengaku mengenal tiga pelaku, masing-masing beridentitas; Mustofa alias Topa, Agung, dan Agus Peyek, ketiganya warga Gang 4, Kelurahan Kuningan Kecamatan Semarang Utara. Dikatakan Utomo, diduga, kedatangan tiga pelaku di lokasi kejadian hendak balas dendam. Namun mereka salah sasaran.
"Beberapa jam sebelumnya, saya sempat berkelahi dengan salah seorang pelaku Mustofa di depan Gang 2. Dia kalah kemudian lari. Ternyata dia kabur mencari bantuan, dan mengajak dua temannya Agung dan Agus Peyek untuk melabrak di rumah saya," ungkap Utomo, adik korban.
Utomo mengaku tidak mengetahui secara persis mengapa kakaknya justru menjadi korban pembacokan oleh Mustofa cs. "Mereka sempat teriak-teriak marah-marah. Agung membawa samurai dan Agus menenteng celurit. Kakak saya keluar menemui mereka dan langsung dibacok berkali-kali mengenai leher dan perut," terangnya.
Usai dilempar batako oleh Utomo, tiga pelaku kabur. Warga sekitar sontak berhamburan menuju lokasi kejadian. Kendati demikian, korban mengalami luka parah. Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Pantiwiloso. Namun pendarahan hebat itu akhirnya menyebabkan Cahyono mengembuskan nafas terakhir. Tim dari Polsek Semarang Utara dan Polrestabes Semarang masih melakukan penyelidikan dengan memintai keterangan sejumlah saksi. Sementara tiga pelaku masih diburu. (Mughis/LSP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar