Kasus Pembunuhan di Tugu |
SEMARANG- Selama tahun 2012, sedikitnya 8 kasus pembunuhan di Kota Semarang belum terungkap. Sehingga Polrestabes Semarang masih mempunyai tugas besar untuk mengungkap delapan kasus pembunuhan tersebut. Padahal sejumlah kasus pembunuhan telah diketahui identitas pelakunya. Namun entah mengapa, polisi terkesan lamban menangkap pelaku.
Di antaranya kasus pembunuhan yang menimpa Eko Utomo alias Petuk (17), warga Bukit Rejo, Tandang, Tembalang, pada Minggu (28/7/2012) silam. Pembunuhan tersebut disaksikan oleh ibu korban Partini, pelakunya sekelompok pemuda dikenal, warga Pancursari.
Kasus pembunuhan lain yang belum bisa diungkap, yaitu pembantaian seorang nenek pengusaha kos-kosan, Sutirah Pawiro Sudarmo (80), ditemukan tewas mengenaskan di ruang tamu di rumahnya Dusun Bangkongsari RT 05/RW 05, Tugurejo, Kota Semarang, Senin (29/10/2012), sekitar pukul 18.00.
Sutirah ditemukan dalam posisi telentang di lantai ruang tamu atau tepatnya di depan televisi dengan kondisi tangan, kaki dan mulut terikat tali rafia berwarna hijau. Di tubuh korban berlumuran darah pekat berwarna hitam.
Diduga, pelaku pembantaian tersebut dilakukan oleh pasangan suami istri yang tinggal di kamar kos milik korban. Paska ditemukannya korban tewas, dua orang penghuni kos tersebut kabur. Polisi menemukan sejumlah rokok yang telah dikemas ke dalam kardus. Diduga pelaku juga membawa kabur sejumlah dagangan dan barang berharga milik korban di warung kelontong milik korban.
Anggota Kompolnas, Hamidah Abdurrachman mengatakan, menumpuknya kasus pembunuhan tersebut perlu dievaluasi, dalam hal ini kinerja jajaran Polrestabes Semarang. “Polisi perlu kerja lebih keras lagi, apa yang belum berjalan sebagaimana mestinya perlu ditelusuri, apa hambatan polisi sehingga belum mampu mengungkap sebuah kasus, hingga kemudian ditemukan solusi,” katanya Hamidah saat dimintai komentar wartawan, Rabu (2/1/2013).
Menurutnya, pemeriksaan saksi sebanyak 2 orang semestinya sudah cukup, namun polisi harus lebih jeli, misalnya mempergunakan teknologi IT (informasi teknologi) dalam proses ungkap kasus tersebut. “Saat ini, polisi terlalu fokus terhadap pelaku dan jarang melakukan olah alat bukti. Jadi, menurut Hamidah, kalau tersangka tidak tertangkap maka seolah kejahatan tersebut tidak bisa diungkap sama sekali,” tandasnya.
Kompolnas melakukan survey di 31 Polda di Indonesia. “Kami mencatat, sejumlah kelemahan kinerja kepolisian, di antaranya pelayanan lambat, kasus tidak bisa diungkap, laporan tidak diproses, penghentian penyidikan, rekayasa kasus atau permainan pasal-pasal," ungkapnya.
Sementara Kriminolog Universitas Diponegoro Budi Wicaksono mengatakan, kasus pembunuhan tidak bisa disepelekan. Kasus pembunuhan mestinya harus segera diungkap. Jangan sampai membiarkan kasus pembunuhan menguap begitu saja atau dilupakan begitu saja. “Pengungkapan dan penangkapan pelaku tindak pidana itu merupakan penegasan bahwa hukum ditegakkan. Nah, bila tidak ditegakkan, dikhawatirkan opini masyarakat akan bermunculan,” katanya.
Jika kasus pembunuhan sering tidak terungkap, maka hal yang muncul berikutnya adalah opini. Bahaya, jika masyarakat menilai peristiwa pembunuhan itu biasa terjadi. "Wah, nanti bisa-bisa orang akan membunuh gara-gara alasan sepele--bisa repot." katanya. (Mughis/LSP)
Kasus Pembunuhan yang Tak Terungkap
Kejadian
|
Lokasi
|
Korban
|
Jumat (21/12)
|
Jalan Barito Raya, Gayamsari
|
Hernawan
|
Senin (29/10)
|
Jl Tapak, Tugurejo, Tugu
|
Sutirah
|
Jumat (17/8)
|
Kampung Karanganyar, Muktiharjo Kidul,
Pedurungan
|
Sugeng Santoso
|
Minggu (29/7)
|
Pancursari, Tandang
|
Eko Utomo alias Petuk
|
Jumat (27/7)
|
Jalan Untung Suropati Dusun Roro Jonggrang
Selatan II Manyaran, Semarang Barat
|
Supriati
|
Minggu (8/7)
|
di depan SPBU Tlogosori Jalan Arteri Soekarno
Hatta
|
Agung Prasetyo
|
Minggu (24/6)
|
Jl Prof Sudarto, Sumurboto Banyumanik
|
Ahmad Sobirin
|
Sabtu (26/5)
|
Jalan Karanganyar, Muktiharjo Kidul, Pedurungan
|
Pria belum diketahui identitas
|
Minggu (29/1)
|
Jalan Pondok Indah Raya, Palebon, Pedurungan
|
Ahmad Rifai
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar