Tewasnya Mahasiswa Undip Akibat Jamur, Keluarga Protes



SEMARANG- Keluarga korban menandaskan bahwa mahasiswa jurusan Teknik Industri Semester VII Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, Fahmi Ramadhan (21), warga Gayamsari Semarang, meninggal akibat keracunan jamur, bukan akibat menenggak minuman keras.

“Saya sangat menyayangkan pemberitaan di sejumlah media menyebut bahwa korban meninggal akibat miras. Saya ingin meluruskan itu, bahwa Fahmi Ramadhan meninggal akibat kehabisan darah setelah kecelakaan memukul kaca di kosnya. Jadi bukan akibat miras,” kata perwakilan keluarga korban R Rahmawati didampingi sejumlah kerabat kepada Lawang Sewu Pos, Senin (19/11) sore.

Rahmawati bermaksud meluruskan pemberitaan. Menurutnya, sejumlah media terlalu berlebihan dalam pemberitaan dalam kasus jamur maut itu. “Saya kaget kenapa ada pemberitaan menyebut miras? Terus terang kami sangat menyayangkan, karena jelas, pihak keluarga merasa dirugikan,” tandasnya.

Dikatakannya, pihak keluarga mengenal betul bahwa Fahmi Ramadhan tidak mempunyai catatan sejarah menjadi “peminum” ataupun “pemabuk” miras. Dijelaskan Rahmawati, jamur itu dibeli korban dengan cara legal melalui internet. Sebelumnya juga belum pernah.

“Ia mengonsumsi jamur itu karena mendapat informasi saat KKL (Kuliah Kerja Lapangan) di Bali beberapa waktu lalu. Di sana, jamur itu dikonsumsi publik. Jamur itu dipercaya bisa menjadikan tubuh fresh, menghilangkan rasa lelah dan bisa tidur nyenyak. Karena ia sedang siap-siap berangkat KKN (Kuliah Kerja Nyata), jadi butuh istirahat,” terangnya.

Rahmawati juga mewanti-wanti kepada masyarakat agar kejadian ini menjadi pelajaran bila jamur yang dikenal "magic mushroom" atau jamur tahi sapi itu beracun. “Cukup keluarga kami saja yang menjadi korban,” ujar wanita yang enggan menyebut alamat rumahnya itu sembari terisak.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, mahasiswa jurusan Teknik Industri Semester VII Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, Fahmi Ramadhan meregang nyawa di kamar kosnyanya di Jalan Jatimulyo 2A Tembalang, Semarang.

Di kamar kos tersebut, korban ditemani dua rekannya Reza Akbar (21) dan Faisal. Diduga berlebihan mengonsumsi, Fahmi Ramadhan kemudian mengalami “mabuk” atau kehilangan kesadaran akibat jamur tersebut.

Akibatnya, Fahmi kehilangan kontrol dengan mengamuk di kos tersebut. Sejumlah barang elektronik seperti kipas angin, dispenser, dan televisi dibanting hingga berantakan. Dua teman korban yang berada di kamar tersebut sempat dipukul oleh korban. Pada puncaknya, Fahmi memukul jendela kaca di kos tersebut hingga pecah. Celaka, pecahan kaca menancap di tangan korban sebelah kanan hingga korban kehabisan darah.

Jamur itu dibeli korban seharga Rp 250 ribu per-paket besar, secara online di internet," ujar Reza, Minggu (18/11/2012). Pada Sabtu (17/11/2012),  sekitar pukul 03.00, ia bersama korban mengambil pesanan jamur tahi sapi yang diantarkan menggunakan jasa travel.

Kapolsek Tembalang Kompol Purwanto mengatakan, korban meninggal akibat kehabisan darah atas luka di tangan kanan. “Kami masih menyelidiki kasus ini. Sisa jamur itu sudah kami lakukan penyelidikan," katanya. (G-15/LSP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar