Ratusan warga menyaksikan proses evakuasi |
Kuat dugaan, korban tewas akibat pembunuhan. Saat ditemukan, posisi korban dalam posisi terlentang di lantai ruang tamu atau tepatnya di depan televisi dengan kondisi tangan, kaki dan mulut terikat tali rafia berwarna hijau. Di tubuh korban berlumuran darah pekat berwarna hitam.
Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, jasad korban kali pertama ditemukan oleh salah seorang penghuni kos-kosan, Dahlan (30), sekitar pukul 17.30.
Saksi yang merupakan karyawan PT Barali itu baru saja kembali dari rumah. Dahlan meninggalkan kosnya sejak hari Kamis (25/10) lalu. Kecurigaan muncul setelah saksi mendapati kos terlihat kotor. "Padahal biasanya bersih. Tapi saat saya datang kondisinya banyak kotoran. Kecurigaan bertambah saat tercium bau menyengat," ujar Dahlan di lokasi kejadian.
Dahlan pun terbelalak saat mengecek ke dalam rumah dan mendapati korban tergeletak dalam posisi telentang bersimbah darah. "Saya kemudian melaporkan kepada warga sekitar dilanjutkan ke kepolisian Polsek Tugu," tambahnya.
Tetangga korban Hartono (57), warga RT 07/RW 03, yang turut masuk di rumah korban mengatakan, saat ditemukan korban dalam kondisi tangan, kaki dan mulut terikat. "Tali rafianya nyambung untuk mengikat kaki, tangan ke belakang tubuh dan nyambung lagi untuk mengikat mulut. Di kepala terlihat luka parah bekas pukulan benda keras seperti batu. Darahnya meluber di daerah mulut, posisi kepalanya berada di timur," kata Hartono.
Menurut Hartono, diperkirakan korban mengembuskan nafas terakhir belum lama. Diperkirakan baru beberapa jam sebelum ditemukan. "Adapun bau menyengat itu adalah bau darah yang meluber itu," katanya.
Kabar itu sontak menggemparkan warga sekitar. Ratusan tetangga berhamburan mendatangi lokasi kejadian. Hingga tak lama kemudian, polisi dari Polsek Tugu dan Polrestabes tiba di lokasi kejadian. Sejumlah petugas kepolisian langsung melakukan pemeriksaan terhadap jasad korban dan memintai keterangan sejumlah saksi di lokasi kejadian.
Selain sebagai pengusaha kos-kosan, janda naas beranak lima tersebut kesehariannya juga memiliki toko kelontong di kios yang terletak di bagian depan rumah. "Ia tinggal sendiri di rumahnya. Ke lima anaknya sudah tinggal di rumahnya masing-masing," ujar anak bungsu korban, Marsi (40), warga Perumahan Indo Permai RT 04/RW 15 Bringin, Ngaliyan.
Dua Penghuni Kos Kabur
Insiden pembunuhan tersebut meninggalkan pertanyaan. Sebab, paska ditemukannya korban tewas, dua orang penghuni kos yang merupakan pasangan suami isteri, diduga meninggalkan kamar kosnya.
Terlebih misterius, polisi menemukan sejumlah rokok yang telah dikemas ke dalam kardus. "Dua penghuni tersebut belum menyerahkan identitas kepada RT setempat. Mereka di sini baru sekitar 1 minggu yang lalu," kata Marsi.
Ada tiga kamar kos yang terletak di samping kiri rumah korban. Tiga kamar tersebut ditempati empat orang. Rata penghuni kos adalah karyawan pabrik di sekitar kampung setempat. "Setiap kamar dihuni satu orang. Hanya satu kamar nomor 3 atau posisinya paling ujung timur, dihuni dua orang pasangan suami isteri," ungkap Warsi.
Kanit Olah Tempat Kejadian Perkara AKP Endang mengatakan, rumah korban telah diberi police line untuk kepentingan penyelidikan. "Kami mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya tali rafia, jarit batik dan sejumlah rokok dari salah satu kamar paling ujung timur," katanya.
Ratusan warga menyaksikan proses evakuasi. Sejumlah sanak saudara korban tak mampu membendung air matanya. Anak-anak korban menangis histeris melihat ibu kandungnya dimasuk mobil ambulance. Jasad korban dibawa ke RSUP Dr Kariadi. (Mughis/LSP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar