Dokter Spesialis Kandungan Tewas Misterius


GAJAHMUNGKUR- Seorang dokter spesialis kandungan RSUD Semarang dan RS Pantiwiloso dr Sutomo (60), ditemukan tewas misterius di kolam ikan depan teras rumah di Jalan Bukit Unggul I/14 Kelurahan Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang, Jum'at (19/10) pagi.

Belum diketahui penyebab kematian dokter tersebut secara pasti. Polisi masih melakukan penyelidikan apakah korban meninggal akibat pembunuhan, sakit ataupun karena kecelakaan. Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, jasad korban kali pertama ditemukan oleh seorang karyawan Jasmine Catering Service Sholikin (37), sekitar pukul 07.00. Saat ditemukan, posisi tubuh korban dalam kondisi setengah telungkup mengenakan kaos putih dan celana pendek motif kotak-kotak, beberapa bagian badan berada di kolam ikan dan kaki menekuk.

Selain itu, di sekitar lokasi kejadian ditemukan bekas muntahan dan mulut mengeluarkan darah. Ditemukan juga, sebuah pot bunga dalam kondisi bekas terjatuh ke kolam ikan dan kursi taman yang digunakan korban duduk juga dalam posisi terbalik.

"Awalnya, saya mendengar suara dering panggilan ponsel milik korban. Saya curiga karena berkali-kali berbunyi tapi kok tidak diangkat. Setelah saya amati secara seksama, ternyata suara itu berasal dari teras rumah korban. Begitu saya cek, saya melihat korban tengkurap tak bergerak," ujar saksi warga Purwodadi, Grobogan, yang bekerja di rumah katering di depan lokasi kejadian.

Penemuan itu kemudian dilaporkan ke warga sekitar sebelum akhirnya diteruskan ke kepolisian. Tak lama setelah dilaporkan, tim dari Polsek Gajahmungkur dan Polrestabes Semarang tiba di lokasi kejadian. Bahkan sejumlah perwira tinggi dari Polda Jateng juga tampak di lokasi kejadian. Di antaranya Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Bambang Rudi Pratiknyo dan Kapolrestabes Semarang Kombes Elan Subilan. Namun mereka tidak berkenan memberikan keterangan.

Berdasarkan hasil identifikasi di lokasi kejadian, petugas kepolisian tidak menemukan indikasi adanya penganiayaan. Barang-barang milik korban juga tidak ada yang hilang. Saksi Sholikin mengatakan, Jum'at (19/10) sekitar pukul 01.00, ia sempat mendengar suara orang muntah-muntah di sekitar teras rumah korban. "Saya sempat curiga dan bertanya-tanya, tapi karena rumahnya tertutup pintu gerbang besi, akhirnya saya biarkan. Kecurigaan baru muncul lagi setelah mendengar dering ponsel pagi hari," katanya.

Korban memang sudah lama tinggal di rumah mewah warna hijau, berlantai 2 itu, sebatangkara. "Sudah sekitar lima tahun pisah dengan Bu Lilin (45), istrinya. Korban mempunya tiga anak yang juga sudah tinggal di rumah lain. Biasanya ada satu pembantu laki-laki, tapi belakang jarang di sini," kata pria berusia (62), tetangga korban yang enggan disebut namanya.

Menurut pria itu, korban tidak pernah berkomunikasi dengan tetangga. Biasanya datang jam 17.00-21.00 dan langsung masuk rumah. "Kami tidak mengetahui kondisinya seperti apa, korban jarang keluar rumah," katanya.

Sementara rekan korban, Suwignyo Sisworaharjo mengatakan, beberapa bulan terakhir, korban sering mengeluh sakit diabetes. "Korban yang bertugas di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum, RS Panti Wilasa dr. Cipto, dan RSUD Kota Semarang akan memasuki masa pensiun pada satu bulan lagi. Orangnya baik dan tidak mempunyai musuh," ujar Suwignyo.

Jasad korban kemudian dievakuasi dan dibawa ke RS Bhayangkara Semarang untuk dilakukan visum guna mengetahui penyebab kematian secara pasti. (Mughis/LSP)


by: red










Tidak ada komentar:

Posting Komentar