 |
| ilustrasi |
Angka itu lebih tinggi dibanding pada 2011 lalu yang mencapai 679 kejadian bencana. Demikian dipaparkan oleh Kepala BPBD Jateng Sarwa Pramana, Selasa (30/10). "Hingga akhir September ini tercatat bencana berbagai jenis di Jateng ini sudah tinggi," katanya.
Ia mengatakan sedikitnya ada empat bencana yang cukup menonjol di Jateng seperti angin topan, banjir, kebakaran, dan tanah longsor. Dari sekian jenis bencana itu, kata dia, peningkatan cukup signifikan terjadi pada bencana jenis angin topan.
"Bencana angin topan pada 2011 lalu tercatat hanya 104 kejadian, sedangkan pada 2012 ini tercatat sudah terjadi 301 kejadian. Untuk jenis bencana lainnya seperti banjir, juga mengalami kenaikan yakni dari 85 kasus menjadi 134 kasus kejadian," jelasnya.
Ia menilai kejadian bencana alam pada tahun ini diperkirakan masih akan bertambah, mengingat saat ini telah memasuki musim hujan. Gubernur sendiri, kata dia, telah menerbitkan surat edaran ke seluruh pemerintah kabupaten/ kota untuk mewaspadainya. "Dalam edaran tersebut dijelaskan mengenai antisipasi yang harus dilakukan menghadapi musim hujan," terangnya.
Sebelumnya, Gubernur Bibit Waluyo sempat mengingatkan Palang Merah Indonesia (PMI) Jateng untuk melakukan siaga di tengah musim penghujan tahun ini. Menurut gubernur kesiapsiagaan itu perlu dibangun karena musim hujan tersebut berpotensi menimbulkan bencana banjir. Dengan adanya kesiapan, Bibit berharap, PMI dapat langsung membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan saat bencana banjir melanda di beberapa daerah tertentu.
"Saya berharap PMI Jateng lebih siap menghadapi tugas berat yakni adaya bencana alam. Dengan kesiapan itu, maka bisa siap pula untuk membantu masyarakat," harapnya. (Novian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar