Menolak “Servis Plus”, PSK Sunan Kuning Diselomot Rokok

Korban saat melapor di Mapolrestabes Semarang

SEMARANG- Seorang wanita pekerja seks komersial (PSK) Lokalisasi Sunan Kuning, Ning (20), melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, Kamis (20/9) siang.

Ia mengaku menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh Pardi alias Cemplon (27), warga asal Tambakroto, Karangpanas, Demak. Kepada polisi, Ning mengatakan Cemplon adalah seorang preman yang menjalin hubungan asmara dengannya. Namun belakangan kisah asmaranya retak lantaran Si Cemplon kerap main hajar atau melakukan tindak kekerasan.

Terakhir, kekerasan itu dilakukan Cemplon pada Selasa (18/9) sekitar pukul 12.00. Saat itu, Cemplon mendatangi Ning di tempat kerjanya di wisma Jepara Indah Kompleks Sunan Kuning Gang II, Semarang Barat dalam kondisi mabuk.

“Dia meminta uang kepada saya, tapi tidak saya beri,” kata wanita yang tinggal di   kampung Ngendong Utara Nomor 1046 A RT 03/RW 06, Sarirejo, Semarang Tengah itu.

Tidak hanya itu, sebelumnya preman itu juga memaksa Ning untuk meladeni hasrat binalnya. Namun saat ditanya petugas apakah sudah dilayani atau belum, Ning tersipu dan tak berkenan menjelaskan. “Karena permintaannya saya tolak, dia kemudian marah-marah.” tambahnya.

Pada saat itulah, Cemplon langsung beraksi bak petinju. Ning dihajar habis-habisan. Di antaranya ditampar, ditendang dan dipukul dengan tangan kosong. Tentu saja Ning kuwalahan menghadapi otot lelaki. Sementara Cemplon terus membabi buta. “Bahkan saya diselomot menggunakan puntung rokok,” ungkap Ning.   

Akibatnya, Ning mengalami luka bakar di telinga kanan kiri, paha kanan kiri, dan mata lebam. Selain itu, Ning juga mengalami sakit perut akibat ditendang dan lengan kanan terluka bekas gigitan.  “Ini bukan kali pertama. Sebelumnya, Cemplon sudah sering melakukan tindak penganiayaan serupa. Kalau sudah mabuk, ia pasti mengamuk,” katanya.

Bahkan Cemplon juga pernah masuk penjara atas kasus penjambretan. Ning berharap, kepolisian segera menangkap Cemplon. Karena tindakannya sangat meresahkan dan mengancam keselamatan orang lain. “Dia nantang silahkan kalau mau dilaporkan, tidak takut,” katanya menirukan pelaku. Hingga saat ini, kasus penganiayaan ini ditangani tim Reskrim Polrestabes Semarang. (Mughis)