Rumah Tak Berjendela, 7 Korban Terkepung Api (3)

Menilik Akar Kebakaran 7 Tewas (2)

Rumah Tak Berjendela, 7 Korban Terkepung Api (3)

SEMARANG- Kebakaran dahsyat yang menewaskan tujuh orang tewas terpanggang di Yayasan Kematian Budi Kasih Jalan Tirtoyoso IX No 5 RT 07/RW 12 Rejosari, Semarang Timur pada Sabtu (4/8) siang, masih menyisakan pedih yang mendalam bagi sanak keluarga korban.

Minggu (5/8), pantauan di lokasi kejadian, masih terlihat suasana berkabung. Sejumlah warga yang tinggal di satu gang Tirtoyoso IX tampak duduk-duduk sembari menyaksikan puing-puing bekas kebakaran yang berserakan.

Sementara rumah korban yang berdiri di atas tanah seluas sekitar 17 X 9 meter tersebut rata dengan tanah dan telah diberi police line. Sabtu (4/8) sekitar pukul 13.30, insiden tragis tersebut terjadi setelah genset yang berada di ruang berukuran 3 X 2 meter, terletak di depan atau emper rumah bagian kiri tersebut meledak.

Tetangga korban, Hadi Tunggono (61) mengatakan, diduga genset berukuran kecil tersebut mengalami korslet dan kemudian mengakibatkan ledakan yang cukup besar. Sementara keberadaan genset tersebut sebelumnya dalam kondisi menyala sekitar satu jam. "Sebab, di kawasan ini saat kejadian sedang ada pemadaman PLN," kata Hadi.

Dikatakannya, rumah tersebut memang digunakan sebagai Yayasan Kematian Budi Kasih. Dikelola oleh Pak Andre, keluarga Tionghua. "Saat kejadian di dalam rumah, ada 9 penghuni. 7 di antaranya tewas terbakar. Sementara dua lainnya berhasil menyelamatkan diri," kata Hadi.

Sesaat setelah meledak, warga sekitar rata-rata berada di dalam rumah masing-masing. Begitu terdengar ledakan, sontak berhamburan keluar. "Namun kondisi api yang bersumber dari ruang depan sudah menyala memenuhi ruangan rumah," katanya.

Tujuh orang di dalam rumah tersebut sudah terjebak dalam kobaran api. Sehingga tidak sempat menyelamatkan diri. Terlebih, rumah yang dijadikan yayasan sejak 20 tahun lebih tersebut tidak ada jendelanya. Di sekeliling rumah terdapat tembok yang berdempetan dengan rumah tetangga. Sementara rumah di bagian belakang berlantai 2. "Jadi, kemungkinan, orang-orang di dalam rumah tersebut tidak bisa lari ke mana-mana. Sebab api bersumber dari ruang depan, pintu masuk berada dekat genset," katanya.

Hadi mengatakan, salah seorang korban Vini (33), merupakan anak dari Lusiana (55) ini baru sekitar dua minggu tinggal di rumah tersebut. "Sebelumnya ia tinggal di Jakarta. Di Semarang, Vini disuruh membantu pekerjaan di yayasan," ungkap Hadi.

Warga sekitar pun merasa trauma dan merasa kehilangan keluarga korban. Sebab, Yayasan Budi asih dikenal warga sekitar sebagai organisasi sosial yang peduli dengan masyarakat. Yayasan tersebut spesialis mengurus segala kebutuhan kematian.

Di antaranya menyediakan rangkaian bunga bela sungkawa, kafan, peti mati, pengurusan jenazah dan lain-lain. "Jika pengajuan dilakukan oleh keluarga tak mampu, yayasan ini pun dengan ringan tangan memberikan sejumlah fasilitas kematian secara cuma-cuma alias gratis," timpal Tarmidzi Effendy, yang juga tetangga korban.

Maka dari itu, Tarmidzi mewakili warga setempat menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas musibah ini. (G-15)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar