Puluhan Calon Sarjana Tertipu CPNS IAIN


SEMARANG- Ditengarai ada 30-an calon sarjana dari kampus Islam di Semarang dan Solo menjadi korban penipuan dengan modus dijanjikan menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan IAIN Walisongo Semarang.


Para korban yang rata-rata mahasiswa semester akhir dan baru saja diwisuda tersebut dijanjikan menjadi Pegawai Harian Tetap (PHT) di kampus IAIN Walisongo. Rata-rata mereka membayar uang sebesar Rp 2,5 juta diawal. Berikutnya, korban diminta menyerahkan uang lagi sebesar Rp 7,5 juta untuk diangkat menjadi CPNS.

Minggu (29/7), lima korban di antaranya telah melapor di Mapolrestabes Semarang. Di antaranya: Muh Yusuf Agung Hidayat (24), warga Tebon RT 01/RW 06 Baki Pandean, Baki, Sukoharjo; Eko Mardiyono (24), warga Sarirejo RT 03/RW 04 Guntur Demak; Yusuf Kurniawan (24), warga Nganguk Wali RT 05/RW 03 Kramat Kudus; Muh Miftah (23); dan Khoirul Anwar (23), warga Karangmojo Klego, Boyolali.

Namun petugas baru menerima tiga korban Miftah, Yusuf dan Eko. Sementara dua yang lain masih diminta melengkapi syarat-syarat lainnya. Ketiganya, masing-masing dirugikan sebesar Rp 2,5 juta.

Penipuan tersebut diduga dilakukan oleh seseorang yang mengaku sebagai dosen di IAIN Walisongo, Muntaha, warga Jalan Merpati II No 2 RT 07/RW IX Pedurungan Tengah. "Awalnya sekitar bulan Oktober 2011 lalu, saya dikenalkan oleh teman. Katanya dia bisa meloloskan menjadi pegawai PHT dan CPNS," ujar salah satu korban Miftah.

Menurut Miftah, korban penipuan yang sudah diketahui sekira 30 orang. Penyebarannya dari teman ke teman. "Itu pun masih dimungkinkan ada korban lain," katanya.

Para korban menyerahkan uang melalui beberapa cara. Di antaranya datang langsung di rumah terlapor untuk menyerahkan uang tersebut. Beberapa korban lain melakukan penyerahan uang di lingkungan kampus IAIN Walisongo dangan bukti kuitansi.

Selain itu, beberapa korban menyerahkan melalui transfer "Saya transfers sebesar Rp 11 juta langsung. Uang dikirim ke rekening 1350006048522 Mandiri atasnama Amelia Widuri, katanya, Amelia adalah seorang petugas BKN (Badan Kepegawaian Nasional-red)," kata korban lain, Anwar.

Terlapor menjanjikan pengumuman final penerimaan CPNS di IAIN Walisongo pada bula Februari 2012. Tapi para korban harus gigit jari lantaran janji itu ternyata hanya menguap begitu saja. "Kami berulang kali meminta kejelasan terkait penerimaan CPNS tersebut, namun ia hanya bisa menjanjikan dan beralasan macam-macam," imbuh Anwar.

Kejengkelan para korban memuncak manakala mendapati nomor telepon terlapor tidak aktif. "Kami sempat mendatangi ke rumahnya, namun ternyata sudah kosong. Menurut tetangga sekitar, Muntoha telah lama pergi," katanya.

Para korban merasa kecewa, namun rata-rata telah pasrah. Bahkan sejumlah korban merasa enggan melaporkan ke polisi dengan alasan malu. "Saya sendiri sudah pasrah aja, mudah-mudahan ada hikmahnya. Nyatanya kondisinya emang demikian," kata korban Ida.

Hingga saat ini, kasus penipuan ini masih diselidiki secara intensif oleh tim Reskrim Polrestabes Semarang. Guna penyelidikan, jika masih ada korban lain dalam penipuan ini diharapkan segera melapor. (G-15)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar