Penipu CPNS IAIN, Dosen Abal-abal

Penipu CPNS IAIN, Dosen Abal-abal

SEMARANG- Terlapor kasus penipuan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan IAIN Walisongo Semarang, Muntaha warga Jalan Merpati II No 2 RT 07/RW IX Pedurungan Tengah, ditengarai dosen "abal-abal" alias palsu.

Kepada para korbannya, ia mengaku sebagai salah seorang staf dosen di salah satu fakultas di lingkungan IAIN Walisongo Semarang. Hingga saat ini, terlapor telah kabur dari tempat tinggalnya.

Humas IAIN Walisongo Semarang, Achmad Fauzin mengatakan, Muntaha bukan dosen maupun pegawai di lingkungan IAIN Walisongo Semarang. "Barangkali dia hanya mengaku dosen. Kami telah cek, tidak ada dosen bernama Muntaha," ungkap Fauzin kepada wartawan.

Penipuan tersebut murni atas kelakuan jahat orang yang bersangkutan. "Artinya, tidak ada sangkut pautnya dengan IAIN," katanya.

Pernah Tercatat Mahasiswa

Kendati demikian, pelaku sepertinya telah paham seluk beluk kampus IAIN Walisongo. Dikatakan Fauzin, terlapor pernah tercatat sebagai mahasiswa IAIN Walisongo Fakultas Syariah. "Pernah kuliah IAIN Fakultas Syariah, tapi kami belum tahu persis, ia angkatan atau lulusan tahun berapa," katanya.

Fauzin juga mengaku belum mengetahui persis, berapa jumlah korban yang berasal dari mahasiswa IAIN Walisongo. "Sejak tahun 2010, hingga sekarang, tidak ada rekruitmen CPNS. Jika pun nanti ada, dipastikan tidak ada percaloan," tandasnya.

Sementara, pantauan koran ini di lapangan, Senin (30/7), Muntaha diperkirakan telah kabur dari rumahnya lebih dari dua bulan lalu.

Sebuah rumah berlantai dua yang biasanya dihuni terlapor tampak sepi dan terkunci rapat. Sejumlah tetangga terlapor tidak mengetahui terkait di mana keberadaaan Muntaha saat ini.
"Tinggal di sini sudah sekitar 3 tahun, kepada warga sekitar, ia mengaku dosen di IAIN Walisongo Semarang," kata salah seorang tetangga Juriyah (58), yang tinggal tepat di depan rumah terlapor.

Tapi, terlapor tidak pandai bergaul dengan masyarakat sekitar. Muntaha jarang berkumpul dengan warga. "Belakangan memang banyak mahasiswa yang datang ke rumahnya. Namun kami kan tidak tahu, sedang apa mereka. Kami kira ya ikut les atau bimbingan skripsi," kata Juriyah.

Terpisah, Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Augustinus B Pangaribuan mengatakan masih melakukan penyelidikan. "Kami masih memintai keterangan sejumlah saksi untuk bekal penelusuran dan melakukan upaya pencarian," katanya.
Sebagaimana diketahui, ditengarai ada sekira 30-an orang menjadi korban penipuan CPNS ini. Para korban dijanjikan menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) sebagai Pegawai Harian Tetap (PHT) di lingkungan IAIN Walisongo Semarang.

Rata-rata korban membayar uang sebesar Rp 2,5 juta diawal. Berikutnya, korban diminta menyerahkan uang lagi sebesar Rp 7,5 juta untuk diangkat menjadi CPNS. Lima korban di antaranya telah mengadu ke Mapolrestabes pada Minggu (29/7).

Mereka masing-masing: Muh Yusuf Agung Hidayat (24), warga Tebon RT 01/RW 06  Baki Pandean, Baki, Sukoharjo; Eko Mardiyono (24), warga Sarirejo RT 03/RW 04 Guntur Demak; Yusuf Kurniawan (24), warga Nganguk Wali RT 05/RW 03 Kramat Kudus; Muh Miftah (23); dan Khoirul Anwar (23), warga Karangmojo Klego, Boyolali. (G-15)


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar