Blogger Widgets

“Leher Saya Ditodong Parang”

Diposting Unknown jam 17.49
Edan, Begal Jalanan Nggilani

SEMARANG – Kabar perampasan yang dilakukan begal jalanan di Kota Semarang semakin nggilani saja. Kejahatan jalanan ini seperti tak ada habisnya saut menyaut sana sini. Pelaku beraksi makin garang menggunakan senjata tajam, sehingga sangat meresahkan. Bagaimana ini Pak Polisi?

Terakhir, dua korban dicegat begal jalanan menggunakan senjata tajam. Pelaku merampas motor milik korban. Selain luka-luka akibat sabetan senjata tajam, satu di antara korban jarinya hingga terputus akibat disabet parang. Korban pertama adalah seorang pelajar bernama Anjasmoro Haqqul Yakin (17), warga Jalan Ngepos Raya II/16, RT 02/RW 01, Jrakah, Tugu. Dia melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, kemarin.

Upaya perampasan sepeda motor juga menimpa Robetul Anwar (19), warga Desa Surodadi, RT01/RW01, Sayung, Demak. Korban Anjasmoro ditodong oleh kawanan begal jalanan di Jalan Gombel Lama Semarang, pada Kamis (10/5), sekira pukul 20.00. “Pelakunya tiga pria tak dikenal, mereka berboncengan menggunakan satu motor,” katanya.

Saat korban melintas di lokasi kejadian, tiba-tiba kawanan pelaku langsung menghadang dan menghentikan korban. Di antara pelaku langsung mengeluarkan senjata parang. “leher saya ditodong parang, mereka memaksa meminta sepeda motor. Tapi saya menolak menyerahkannya,” ujarnya saat melaporkan kejadian ini ke Mapolrestabes, kemarin.
Kawanan pelaku juga meminta handphone dan dompet milik korban. “Karena saya menolak, mereka marah dan menyabetkan senjata tajamnya. Saya sempat menghindar, namun karena terdesak, senjata tajam itu mengenai di betis kaki kiri dan tangan kanan,” ungkapnya.

Karena terdesak, korban lari untuk meminta pertolongan warga. Tak lama kemudian, saat itu juga warga sekitar merespon teriakan korban. Sehingga korban ditolong warga. Melihat warga berdatangan, rupanya para pelaku gentar dan cepat-cepat kabur. “Sepeda motor saya masih ada, tapi dalam kondisi dirusak,” katanya.Entah mengapa, para pelaku tidak bisa menyalakan motor milik korban.

Sementara empat begal jalaan juga merampas sepeda motor milik Robetul Anwar saat melintas di Jalan Wonodri Kebondalem, tak jauh dari kompleks Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, dini hari kemarin, sekitar pukul 01.00. Korban mengaku sudah dibuntuti sejak melintas di depan Rumah Sakit St Elisabeth Semarang, melewati SPBU Gajahmungkur, Jalan Seteran – Jalan Kyai Saleh – Jalan Thamrin hingga ke arah Stasiun Besar Semarang Poncol. “Empat pelaku memaksa saya berhenti dan merampas handphone dan sepeda motor saya. kerugian diperkirakan sekitar Rp17,5 juta,” ungkapnya.

Sebelumnya, pada Minggu (6/5) dini hari sekitar pukul 01.00, perampasan sepeda motor juga terjadi di dekat Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang. Lokasi kejadian tepatnya di Jalan Singosari Timur, atau sebelah Selatan PIP Semarang. Sepeda motor Jupiter MX tahun 2010 nomor polisi B 3234 TCI milik Aris Widoto, 22, warga asal Kradon, RT6/RW2, Demak, dirampas pelaku yang berjumlah empat orang. Saat itu Aris bersama teman wanitanya hendak pulang usai menonton konser musik di Lapangan Pancasila, Simpanglima, Semarang.

Pelaku bersenjata tajam sempat membacok dua korbannya. Mereka menderita luka bacok akibat sabetan senjata tajam para pelaku. Jari tangan Aris, putus akibat disabet senjata tajam. Sementara rekannya mengalami luka bacok di lengan dan beberapa bagian tubuhnya. Pelaku saat itu juga berjumlah empat orang, sehingga besar kemungkinan pembegalan tersebut dilakukan oleh pelaku yang sama. (abm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Korupsi


Siapa lagi? »

Peristiwa


Arsip Peristiwa »

Berita


Arsip Berita »

Modus


Arsip Modus »

Jeng-jeng


Arsip Jeng-jeng »

Kasus


Arsip Kasus »

Horor Kota


Arsip Horor Kota »

Kriminal


Arsip Kriminal »

Tradisi Budaya


Selanjutnya »

Politik Itu Kejam


Simak Selanjutnya? »

Komunitas Pembaca


*) Tulis peristiwa di sekitar Anda, kirimkan ke email redaksi kami: singautara79@gmail.com

Citizen Journalism


Siapa lagi yang nulis? »

Wong Kene


Arsip Wong Kene »