Mahasiswa Kedokteran Unissula Palsukan Nilai



SEMARANG- Diduga, ada sekitar 5 mahasiswa Fakultas Kedokteran Unissula melakukan tindak kejahatan dengan cara memalsukan nilai. Atas hal itu, Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unissula, Taufiqurrachman (57), terpaksa harus melaporkannya di Mapolrestabes, kemarin.


Pelapor yang juga seorang dokter warga Jalan Gombel Permai VI/171 RT 05/RW 07, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik ini melaporkan mahasiswanya bernama Dwi Hartono alias Ferry.

Berdasarkan keterangan pelapor, Ferry sendiri diduga berperan sebagai orang yang memanipulasi nilai sebanyak 5 calon mahasiswa-mahasiswi agar lolos masuk dan diterima di Fakultas Kedokteran Unissula. Data di kepolisian, kelima mahasiswa-mahasiswi yang nilainya dimanipulasi tersebut masing-masing; Hery Abdul Hakim; Ana Sofiana; Urfia Hukmy; Rizqi Lina Septiana serta Ari Arifinanto.

Hingga saat ini, kelimanya merupakan mahasiswa kedokteran Unissula angkatan 2010 dan masih aktif. Di hadapan polisi, Taufiqurrachman menjelaskan, kasus dugaan manipulasi nilai tersebut terbongkar pada tanggal 20 Maret 2012 lalu.

Mencuatnya kasus pemalsuan nilai tersebut bermula saat diketahui bahwa kelima mahasiswa tersebut di setiap mata kuliah mempunyai catatan prestasi buruk dan dibawah standar. Sehingga hal itu, memancing pihak Fakultas menyelidikinya. "Dari situlah, pihak kampus mulai curiga. Karena seleksi masuk di Fakultas Kedokteran tidaklah gampang. Ada standarisasi IQ untuk setiap mahasiswa," katanya saat melapor, Senin (23/4) sekitar pukul 01.00.

Pihak Fakultas Kedokteran membentuk tim khusus untuk melakukan penyelidikan terkait jebloknya nilai masing-masing mahasiswa. Setelah ditelusuri, tim penyelidik menemukan bila ternyata nilai IPA di raport masing-masing mahasiswa itu ada manupulasi. Mereka sengaja melakukan pemalsuan nilai agar bisa masuk ke Fakultas Kedokteran Unissula. Diduga, perantaranya adalah seorang mahasiswa bernama Dwi Hartono alias Ferry. Ferry sendiri adalah mahasiswa kedokteran angkatan 2004.

"Satu dari lima mahasiswa itu justru mengaku dari jurusan IPS dan itupun didapatkan dari paket C. Namun karena ingin masuk fakultas kedokteran dia membayar terlapor untuk memanipulasi dan menjadikan nilai IPA agar bisa diterima," imbuhnya.

Menurut Taufiqurrachman, pihaknya merasa khawatir kejadian ini merusak citra pendidikan. Disinyalir praktek manipulasi semacam itu banyak terjadi. Sehingga hal ini perlu mendapat penanganan secara serius. Agar masyarakat sadar hukum dan tidak menempuh jalur yang tidak bertanggung jawab seperti itu. "Sejauh ini, baru 5 mahasiswa yang telah kami ketahui dan menggunanakan jasa terlapor dengan membayar sejumlah uang," ungkap Pak Dekan.

Kendati demikian, pihaknya akan terus menelusuri dan menghilangkan praktek kejahatan tersebut. "Tentunya, jika memang terbukti memanipulasi, kami tidak segan-segan memberikan sanksi tegas terhadap mahasiswa pelaku. Bukan tidak mungkin pilihan droup out," tandasnya.

Atas pemalsuan nilai tersebut, pihak kampus mengalami kerugian berupa pencorengan nama baik dan kredibilitas Fakultas Ilmu Kedokteran Unissula terganggu kehormatannya. Hingga saat ini tim Reskrim Polrestabes masih melakukan penyelidikan secara intensif terkait kasus pemalsuan nilai oleh mahasiswa yang dilaporkan bernomor LP/ 739/IV/2012/jtg/Restabes. (abm)