Ulat bulu kembali meresahkan warga Kota Semarang, kali ini serangan ulat bulu terjadi di daerah Ngaliyan. Ulat bulu tersebut bergerombol menghinggapi sejumlah pepohonan di sekitar taman dan kebun warga. Tidak itu saja, ulat bulu juga telah menghinggapi tembok SDN 01 Ngaliyan dan menyebabkan beberapa siswa terserang gatal-gatal.
Keberadaan ulat bulu ini diantaranya dikawasan perumahan Sulanji dan Jalan Panembahan Senopati Kelurahan Ngalian serra SD 01 Ngaliyan. Warga di wilayah ini mulai resah karena ulat bulu berwarna abu-abu ini sudah mulai menyebabkan gatal-gatal di tubuh warga.
Siti (45) warga perumahan Sulanji Kelurahan Ngaliyan mengatakan keberadaan ulat bulu tersebut diketahui setelah ada warga yang gatal-gatal di sekujur tubuhnya. “Dari sinilah warga mulai memeriksa pepohonan dan mendapati gerombolan ulat-ulat berbulu. Diperkirakan jumlah ulat bulu tersebut mencapai ribuan,” ujar Siti yang sempat melihat gerombolan ulat bulu tersebut.
Sedangkan di SD 01 Ngaliyan, ulat bulu bahkan telah menggangu kegiatan belajar siswa, ulat yang telah merembet ke tembok sekolahan mengakibatkan beberapa siswa menderita gatal-gatal pada tubuhnya.
Diantara siswa yang merasakan gatel karena ulat bulu adalah Difa (8) murid kelas 2 SD 01 Ngaliyan. “Merasakan gatelnya tadi saat mau masuk sekolah, terus semua heboh katanya ada ulat bulu,” ujar Difa polos.
Ditambahkan Sakir (50) penjaga sekolah SD 01 Ngaliyan, sekitar lingkungan sekolah dulu juga pernah beberapa kali diserang ulat bulu. “Terakhir ada ulat bulu itu sekitar 3 bulan lalu,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi agar tidak semakin meluasnya keberadaan ulat bulu ini di wilayah Ngaliyan, sementara waktu warga hanya membasminya dengan cara membakar ulat-ulat yang terlihat. “Sementara ini ulatnya hanya di bakar saja, kami berharap dinas terkait segera melakukan tindakan pencegahan agar ulat-ulat ini tidak menyebar,” ujarnya
Kepala Sekolah SDN 01 Ngalian, Mujirin membenarkan kejadian ini. Ia bahkan mengatakan bahwa serangan ulat bulu sudah terjadi untuk yang kedua kali disekitar sekolahnya. “Ini yang kedua, setiap pohon yang ada ulatnya sudah kami bakar ulatnya, tapi ternyata tidak semuanya bisa kami jangkau. Sekarang malah lebih parah jumlahnya. Tiupan angin mungkin membawa bulu ulat masuk ke dalam kelas melalui ventilasi udara yang memang hanya kami tutup dengan kawat ram-raman,” beber Munjirin.
Ulat-ulat ini sebagian sudah mulai merambah ke tembok bagian luar kelas, untuk mengantisipasi agar tidak merembet masuk ke ruang kelas, pihak sekolah akan berusaha menghubungi dinas terkait agar dilakukan penyemprotan untuk membasmi hama ulat bulu inis.
Hama ulat di awal tahun ini sudah terjadi dua kali salah satunya yang ada di Ngaliyan. Terkait hal itu Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang Ayu Entys mengatakan jika ada laporan tentu akan segera dilakukan tindakan. Antara lain dengan penyemprotan ataupun penyuntikan pohon agar tidak merembet ke rumah-rumah warga.
“Ini kan hama sehingga bisa terjadi setiap saat, kalau pohonnya rimbun sekali bisa menggunakan suntik dalam penanganannya. Jadai kalau ada hama ulat ini muncul lebih baik langsung lapor,” ujarnya.
Ia mengatakan merebaknya kembali hama ulat ini bisa dikarenakan beberapa hal. Selain karena kondisi yang lembab serta banyak daun menumpuk,semakin hilangnya predator pemakan ulat juga menjadi salah satu sebab merebaknya wabah ini. Predator ulat bulu tersebut yakni burung emprit dan semut rang-rang, namun menurutnya saat ini predator tersebut semakin susah.
Serangan ulat bulu ini juga terjadi cukup parah pada 2011 lalu dengan sebagian besar wilayah pinggiran terkena. Antara lain di wilayah Banyumanik dan Tembalang. (G-15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar