Kuat Dugaan Dalang Rampok Orang Dalam

Uang ATM BCA Rp 2,5 M Amblas

PENGUSUTAN aksi perampokan mobil pengisi ATM BCA di Apotek Bina Sehat Tanah Mas, terus berlanjut. Segenap penyidik dari Reskrim Polrestabes dan Polda Jateng dikerahkan untuk mengusut tuntas penggasak uang sebesar Rp 2,5 miliar yang menodongkan laras panjang jenis V2 kepada polisi, Bripka Eko SW, pengawal staf karyawan PT Andalan Artha Lestari, perusahaan rekanan BCA tersebut. Namun sejumlah kejanggalan bermunculan, hingga kepolisian fokus mendalami atas dugaan kuat mengarah dalang perampokan melibatkan orang dalam.
“Kita masih dalami. Saat ini kita masih mengumpulkan keterangan saksi-saksi terkait peristiwa sebelum maupun sesudah kejadian perampokan itu,” papar Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Elan Subilan, kemarin.

Terkait dugaan terhadap keterlibatan orang dalam, menurut Kapolrestabes, semuanya serba mungkin. Namun tidak bisa langsung disimpulkan. Penyelidikan dari saksi dan barang bukti yang ditemukan akan menjawab semuanya. Dikatakannya, saat ini sedang melakukan koordinasi dengan instansi lain untuk mengetahui kronologis lebih detail. Hal tersebut untuk mengkroscek hasil reka ulang yang telah dilakukan. “Yang pasti kami berjuang keras mengusut tuntas perampokan itu. Adapun soal adanya keterlibatan orang dalam atau tidak ya tunggu saja hasil penyelidikan,” katanya.

Elan menyampaikan kepada masyarakat agar tetap bersabar. Ia juga meminta do’a agar dalam waktu dekat ini bisa terungkap. Terhadap kejanggalan-kejanggalan yang sempat ditemukan kepolisian, Elan masih enggan menjelaskan. “Kami tidak bisa memutuskan hanya berdasarkan persepsi. Karena itu, untuk menjawab kejanggalan-kejanggalan yang ada harus didukung oleh bukti-bukti yang kuat,” ujarnya.

Hingga kemarin, kepolisian memeriksa enam orang saksi dimintai keterangan. Di antaranya petugas pengisi ATM Chairul Anam (24); satpam, Suyadi (42); sopir, Guntur; Bripka Eko SW yang merupakan anggota Sabhara Polrestabes Semarang petugas pengawal mobil uang, serta salah seorang karyawan dan satu masyarakat umum yang melihat kejadian.

Hasil keterangan saksi-saksi kemudian ditelaah dan dicocokkan dengan alibi yang mendukung. Elan menerangkan, dalam penyelidikan ini, pihaknya juga melibatkan ahli Ilmu Tehnologi (IT). Kerja keras yang dilakukan tersebut diyakini akan berjalan secara maksimal. “Untuk hasil penyelidikan gabungan ini, kami setidaknya butuh waktu sekitar satu minggu,” papar Elan Subilan.

Sebagaimana diketahui, aksi perampokan terjadi di ATM BCA komplek Apotek Bina Sehat Jalan Kalimas Raya A 29, Semarang Utara, Kamis (5/1) malam sekitar pukul 23.15. Mobil pembawa uang Gran Max H1775LW warna silver milik PT Andalan Artha Lestari
Tersebut ditumpangi empat orang. Masing-masing; Guntur (37) sopir; Chairul Anam (24), warga Jagangan RT 01/RW05, Cebongan, Argomulyo, Salatiga yang merupakan staf pengisian ATM; Suyadi (29), warga Kudu, Genuk yang menjabat satpam pengawal dari PT Andalan Artha Lestari, dan Bripka Eko SW, anggota Sabhara Polrestabes Semarang yang juga sebagai petugas pengawal rombongan itu.

Mobil berangkat dari kantor yang terletak di Jalan Majapahit 412 A Semarang sekitar pukul 21.30. Semula mobil tersebut membawa uang sebanyak 7 tas berjumlah Rp 4,2 miliar. Mereka berangkat mengisikan di sejumlah tempat. Di antaranya ATM di daerah Plamongan dan Kedungmundu. Terakhir usai mengisi di ATM Tanahmas tersisa lima tas di dalam mobil. Berdasarkan rute, sedianya akan melakukan pengisian di ATM BCA Bangkong, Majapahit, dan RS Pantiwiloso, Citarum.

Sekitar pukul 23.15, mobil sampai lokasi ATM Tanahmas. Dua orang turun, yakni Chaerul Anam dan satpam Suyadi mengawal masuk bilik ATM. Sementara di mobil ada sopir, Guntur dan polisi pengawal, Bripka Eko. Para pelaku datang mengendarai mobil Kijang Innova, diperkirakan empat orang. Tak lama kemudian tiba-tiba terdengar teriakan tiarap, tiarap. Bripka Eko ditodong dengan dengan menggunakan senjata laras panjang berjenis V2. Oleh dua pelaku yang menggunakan penutup wajah, dua orang korban disuruh turun dari mobil, pelaku mengambil alih mobil berisi uang Rp 2,5 miliar kemudian dibawa kabur ke arah Tambaklorok.

Bripka Eko berusaha melakukan pengejaran dengan menggunakan motor Scoopy milik Suryo Jani (52), warga Tambak Mas 18/482, warga yang bermaksud mengambil uang di ATM setempat. Namun, pengakuan Suryo, tak berapa lama, Bripka Eko kembali dalam kondisi terluka berdarah di bagian pelipis kanan. Menurut pengakuan Bripka Eko, dirinya terjatuh saat dipopor menggunakan senjata tajam oleh perampok dalam pengejaran.

Sekitar satu jam dari kejadian, mobil Gran Max pengangkut uang ditemukan berada di kawasan Tambak Mulyo, tepatnya terparkir di depan kompleks Yayasan Taqwiyatul Wathon, Jalan Tambak Mulyo, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara, dalam kondisi kosong. Uang sebanyak Rp 2,5 dibawa kabur pelaku. (abm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar