Rebutan Duit, Kakak Adik di Ujung Maut

NAFSU memiliki yang berlebihan menjadikan pemicu pertengkaran kian menjadi-jadi. Seperti kakak beradik ini terlibat pertengkaran fisik hingga nyaris di ujung maut, Selasa (15/11) malam. Konflik itu mencuat setelah keduanya berebut duit komisi beberapa puluh ribu rupiah.

Dua bersaudara, Mashabi (27) dan kakak kandungnya, Sandi Subowo (28) beserta istrinya masing-masing, bertengkar habis-habisan. Kedua keluarga ini sama-sama penjual Velg di Jalan Imam Bonjol dan tinggal bertetangga di Jalan Abimanyu VIII, Kelurahan Pendrikan Lor, Semarang Tengah.

Tak sanggup menyelesaikan secara kekeluargaan, Mashabi pun kemudian melapor ke SPK Polrestabes Semarang, Rabu (16/11) siang. Diceritakan, peristiwa berawal pada Selasa pagi ketika Mashabi mendapat tawaran dari temannya untuk menjualkan 7 buah velg dan dua ban mobil. “Saya mendapat order dari teman bernama Rambo. Kemudian saya berhasil menjual laku Rp 1 juta lebih,” paparnya.

Rambo pun kemudian memberi komisi jasa penjualan barang itu untuk Mashabi. Tetapi, uang beberapa puluh ribu rupiah itu lebih dulu diminta Sandi dengan alasan disuruh Mashabi. "Saya menanyakan ke dia (Sandi) melalui telpon. Sandi tak menjawab lalu saya sambangi ke rumahnya, namun ia malah pura-pura tidur," ujar Mashabi, kemarin.

Karena sedikit jengkel, Mashabi kemudian marah kepada Sandi. Sempat dilerai istrinya, Muntiasih (26), dan ditarik agar segera pulang. Namun istri Sandi, Ningrum, (24) keluar sambil membawa pisau dapur dan menantang. Usai mencaci-maki, Ningrum kemudian menyerang Muntiasih. Aksi jambak dan cakar pun terjadi di antara keduanya.

Mashabi, yang kedua kakinya diamputasi akibat kecelakaan kereta api 1997 silam, tak mampu berbuat banyak melerai perkelahian itu. Bahkan kondisi pertengkaran tambah memuncak setelah bapak dua anak itu diserang Sandi. “Kursi roda saya terjungkal ditendang, saya terjatuh hingga terbalik,” tambahnya.

Lebih celaka lagi, ternyata Sandi kakaknya itu membawa senjata tajam dan diayunkan mengenai kursi rodanya hingga beberapa bagian patah dan penyok. Perkelahian baru mereda setelah beberapa tetangga menghampirinya untuk melerai.

siang harinya, Mashabi mendengar jika kasus itu justru dilaporkan oleh Sandi ke Polsek Semarang Tengah. Hal itu membuat Mashabi tambah marah. “Saya yang dipukul, dicakar, ditendang, dibanting lha kok malah saya pula yang dilaporkan, ini kan tidak lucu,” katanya.

Oleh sebab itulah kemudia ia melapor ke Polrestabes. Didampingi Muntiasih istrinya, ia membawa bukti visum dan menunjukkan luka bekas cakaran di pipi kiri. Memar di tangan kiri serta pinggul kiri. Sementara suaminya, menderita memar di punggung. (abm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar