Korupsi BOS Berjamaah, Siapa Pejabat Calon Tersangka?

Ilustrasi

SEMARANG- Dugaan penyelewengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun ajaran 2012 Kota Semarang ditengarai melibatkan sejumlah pejabat. Kapolrestabes Semarang Kombes Elan Subilan mengategorikan kasus tersebut sebagai kasus korupsi berjamaah. Siapa yang bakal diseret menjadi tersangka?

Tentunya, Dinas Pendidikan Kota Semarang menjadi muara yang tak bisa lepas dari kasus tersebut. Elan menjelaskan, kepolisian hingga saat ini telah memeriksa sebanyak 14 saksi. Di antaranya sejumlah Kepala UPTD Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah SD di Semarang.

“Hasil pemeriksaan 14 saksi itu sudah mengerucut. Kasus dugaan korupsi ini tidak bisa dilakukan personal, akan tetapi dilakukan secara berjamaah (di Dinas Pendidikan Semarang-red),” ungkapnya ditemui Lawang Sewu Pos di Mapolrestabes Semarang, Minggu (27/1).      

Namun Elan masih enggan menjelaskan terkait siapa yang bakal diseret menjadi tersangka. Elan menegaskan bertekad membongkar kasus dugaan korupsi tersebut. Ia juga menyatakan tak segan memanggil dan memeriksa siapapun yang dimungkinkan terlibat penyelewengan dana Bos tanpa terkecuali, termasuk Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang. “Selama masih ada hubungan keterkaitan, kami akan periksa semua, siapa saja. Jika terbukti ya kami tangkap saja. Hukum itu kaku dan ada aturannya. Jika hukum lentur, kenal teman dan seterusnya nanti malah tidak jadi,” ujarnya.

Menurut Elan, berdasarkan keterangan saksi-saksi yang telah diperiksa, kasus ini mempunyai rentetan panjang. Tidak mungkin dilakukan satu orang. “Kejahatan ini halus, modusnya sistematis dan pelakunya orang pinter-pinter. Di hadapan penyidik, tidak penting pengakuannya bagaimana, akan tetapi yang terpenting bukti-buktinya ada. Jadi, tidak mengaku tidak apa-apa,” kata Elan.

Kendati demikian, Elan mengaku kasus ini masih diperlukan penelusuran lebih jauh. Bukti-bukti yang ditemukan nantinya akan disambung-sambung hingga memperjelas persoalan serta siapa tersangkanya. “Kira-kira butuh waktu dua minggu, nanti kami sampaikan. Persoalan ini wajib diketahui masyarakat, supaya yang melakukan sadar dan yang belum melakukan tidak mengikuti,” katanya.

Keseriusan Polisi Dipertanyakan

Koordinator Devisi Monitoring dan Penegakkan Hukum KP2KKN Jawa Tengah
Eko Haryanto, mempertanyakan keseriusan penyidik Polrestabes Semarang. “Selama ini, kasus dana Bos yang sudah-sudah dan dananya sudah cair tidak disentuh. Masyarakat mengetahui semua bahwa kasus penyelewengan dana Bos tidak pernah sampai di peradilan. Jika dalam kasus dugaan penyelewengan dana Bos tahun 2012 ini dananya belum cair, tentunya sulit ditelusuri. Justru kami mempertanyakan keseriusan polisi. Mereka serius atau tidak?” katanya saat dimintai komentar melalui telepon.

Menurutnya, harusnya kepolisian menelusuri kasus penyelewengan anggaran dana Bos yang telah dipergunakan. Sebab itu yang jelas telah merugikan negara. “Setidaknya ada tiga aktor dalam penyelewengan dana Bos. Di antaranya kepala sekolah, pejabat dinas, dan bendahara sekolah. Mereka adalah aktor yang bermain dalam penyelewengan dana Bos,” ungkapnya.

Polrestabes Semarang telah mendapat bantuan penyidik Tipikor dari Polda Jateng. Selain itu juga mendapat anggaran tidak terbatas, sehingga tidak ada alasan lain; usut tuntas kasus korupsi. “Satu contoh, kasus korupsi asuransi fiktif yang ditangani Polrestabes Semarang saja tidak dituntaskan. Maka saya justru bertanya ini serius apa main-main?” ujarnya. (Mughis/LSP)